Harapan Faisal Basri ke Menkes Baru: Jangan Direcoki Kebijakan Menteri Lain

23 Desember 2020 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengamat ekonomi, Faisal Basri. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat ekonomi, Faisal Basri. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ekonom Indef, Faisal Basri, mengaku senang dengan diangkatnya Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan yang baru menggantikan Terawan.
ADVERTISEMENT
Dia menilai sosok Budi Gunadi yang selama ini berpikir dan mau terbuka dengan para ahli wabah, memunculkan secercah asa virus corona bisa diatasi dengan benar.
Mulanya, dia mengaku bertemu dengan Budi Gunadi sebelum Jumat pekan lalu. Dalam pertemuan itu, kata Faisal, menurut hitungan Budi, program vaksinasi tahun depan akan selesai selama enam bulan.
Faisal merasa target itu teramat optimistis. Padahal, uji klinis ketiga dari vaksin Sinovac yang diimpor pun belum keluar. Seharusnya, Budi Gunadi Sadikin yang juga menjabat Satgas PEN, jangan mengumbar optimisme terlalu tinggi.
"Tapi dia juga menyadari sebagai Ketua Satgas PEN, apa pun yang dilakukan sulit sepanjang pandeminya tidak dikendalikan dengan baik. Jadi bertolak dari sini saya kok punya optimisme, asa untuk menteri kesehatan yang baru," kata Faisal dalam Diskusi Indef 'Vaksin Datang, Ekonomi Melaju Kencang?', Rabu (23/12).
ADVERTISEMENT
Faisal berharap, Budi bisa menjalankan amanahnya di Kemenkes dengan baik dan tidak direcoki oleh kebijakan Menteri Jokowi yang lain yang mengganggu penanganan COVID-19.
Salah satu contoh kebijakan menteri lain yang menurutnya membuat keruh, adalah pemberian diskon di sektor pariwisata. Selain itu, keputusan rapat di luar kantor seperti yang dilakukan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga malah berpotensi menyebarkan virus di daerah.
"Itu kacau. Sudah, jadikan BGS komandan. Go to hell Airlangga Hartarto yang terlalu membicarakan ekonomi melulu. Tunjuk panglima perang COVID ini pak Budi Sadikin ini dibantu dengan staf-stafnya di Kemenkes," ujar dia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Dia juga menyoroti kebijakan Luhut sebagai Menko Kemaritiman dan Investasi tapi mengambil kebijakan menutup mal lebih awal. Menurutnya, Luhut tidak punya kebijakan terkait hal itu.
ADVERTISEMENT
"Apa urusannya dengan Luhut? Sadar dong ini orang. Dia bukan problem solver tapi creator masalah baru. Lama-lama dianggap presidennya memble, lebih hebat Luhut. Itu yang harus dihindari dari kasus ini, dan Pak Budi harus firm dan di-backup presiden," kata Faisal.
Vaksin Nomor 2, Minta Budi Fokus Testing dan Tracing
Faisal menganggap, salah satu kunci penangan COVID-19 adalah testing dan tracing yang digencarkan lebih sebanyak dan seluas mungkin. Perihal vaksin, dia justru melihatnya sebagai prioritas kedua yang harus ditangani pemerintah.
Melakukan tes kepada masyarakat dan melacak orang-orang yang berpotensi terinfeksi jauh lebih penting. Sebab, pandemi hanya bisa dikendalikan kalau penyebarannya ditekan seminimal mungkin.
Alasan lain adalah, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit untuk pasien COVID-19 sudah semakin menipis. Dia khawatir fasilitas kesehatan Indonesia ambruk sebelum pandemi ini berakhir.
ADVERTISEMENT
"Ini diharapkan dari menteri kesehatan yang baru testing digencarkan dan contact tracing supaya kita bisa ikuti negara lain yang sudah buka sekolah (dengan aman)," ujarnya.