Harga Anjlok, Pemerintah Siap Serap 1,5 Ton Garam Petani

6 Maret 2020 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani memanen garam di Kelurahan Pallengu, Bangkala, Jeneponto, Sulawesi Selatan. Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen garam di Kelurahan Pallengu, Bangkala, Jeneponto, Sulawesi Selatan. Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah akan menaikkan serapan garam dari petani lokal pada tahun ini dari 1,1 juta ton menjadi 1,5 juta ton. Kebijakan itu dilakukan untuk menyeimbangkan harga garam yang anjlok.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan salah satu petani garam di Madura, saat ini harga garam sekitar Rp 300-400 per kilogram (kg) di tingkat petani. Padahal normalnya rata-rata harga garam di petani sebesar Rp 1.000-2.000 per kg.
"Ini harus dicari jalan keluar. Penyerapan garam yang tadinya 1,1 juta ton, sudah diputuskan menjadi 1,5 juta ton oleh pemerintah ke pelaku usaha kepada masyarakat industri garam lokal," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (6/3).
Edhy mengatakan pemerintah juga akan meningkatkan kualitas garam petani dengan teknologi bio membran. Sebab saat ini, baru 7.000 dari 27.000 petani atau sekitar 25 petani yang menggunakan teknologi bio membran.
"Kami cari terobosan-terobosan lain, termasuk pengadaan gudang bagi masyarakat petambak garam kita, dan ini yang terus kita dorong," katanya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pengusaha Gabungan Makanan dan Minuman (Gapmmi) mencatat sedikitnya ada satu perusahaan yang berhenti produksi lantaran kekurangan pasokan bahan baku garam.
Menteri KKP Edhy Prabowo pada penandatanganan Adendum Nota Kesepahaman antara Polri dan KKP, Jakarta, Jumat (7/2). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Ketua Umum Gapmmi, Adhi S Lukman, mengungkapkan saat ini industri mamin dalam keadaan darurat karena stok garam menipis.
"Ini kritikal (kondisinya), bulan depan (November) banyak yang habis. Mudah-mudahan secepatnya keluar sehingga masuk yang baru. Dari lokal bisa dipakai sebagian tidak bisa langsung dipakai," katanya.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan belum akan merealisasikan impor garam. Sebab, banyak garam rakyat yang belum terserap.
"Begini, garam yang untuk industri (selain makanan dan minuman) udah kita keluarkan. Namun kalau untuk pangan, asumsi harga petani ini kan rendah jadi kita harus hati-hati mengeluarkan impor karena harga petani ini sangat rendah gitu,” tambahnya.
ADVERTISEMENT