Harga Batu Bara Merangkak Naik Usai Terpuruk di Akhir Pekan

28 Juni 2022 10:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tambang batu bara Indika Energy. Foto: Indika Energy
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tambang batu bara Indika Energy. Foto: Indika Energy
ADVERTISEMENT
Harga komoditas batu bara dunia kembali menunjukkan penguatan, Senin (27/6). Batu bara ditutup naik kurang lebih 1,5 persen di awal pekan, setelah perdagangan di akhir pekan lalu terpantau merosot hingga 3 persen.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari bursa ICE Newcastle (Australia), Selasa (28/6), harga batu bara untuk kontrak Juli 2022 menetap di harga USD 392.45 per ton, menguat sekitar 1.41 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya yakni USD 387 per ton.
Sementara batu bara untuk kontrak Agustus 2022 juga meningkat 1.18 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar USD 371.50 per ton, menjadi USD 375.90 per ton. Lalu kontrak September 2022 juga menguat 1.11 persen menjadi USD 362.75 per ton.
Adapun tren harga batu bara dalam sepekan ini juga terpantau menguat tipis, untuk kontrak Juli, Agustus, dan September 2022 masing-masing menguat 2.67 persen, 1.94 persen, dan 1.90 persen.
Sebelumnya, Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menjelaskan penyebab dari kenaikan harga batu bara dalam beberapa waktu ini dipicu oleh reaksi pasar ketika Uni Eropa kembali menggunakan batu bara sebagai sumber energi primer.
ADVERTISEMENT
"Hal ini menyusul dihentikannya pasokan gas dari Rusia pada 10 Agustus yang akan datang. Dengan demikian, permintaan batu bara akan semakin tinggi ketika Uni Eropa membeli batu bara dari negara produsen," katanya kepada kumparan.
Ilustrasi kapal tongkang membawa batu bara di sungai Mahakam. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Salah satunya adalah Austria. Pemerintah setempat meminta perusahaan listrik mereka membakar lagi batu bara untuk menghidupkan PLTU yang sudah dua tahun dimatikan. Hal itu bertujuan mengatasi kemungkinan krisis listrik lantaran 80 persen kebutuhan gas Austria dipasok dari Rusia
Mamit melanjutkan, di sisi lain pasokan batu bara masih terjadi kendala karena faktor cuaca yang menyebabkan produksi tidak optimal dan mengalami kelangkaan (shortage).
"Apalagi China dan India kebutuhan batu bara terus meningkat seiring akan memasuki musim dingin. Roda perekonomian juga mulai bergerak di mana pabrik-pabrik mulai beroperasi secara normal," jelas Mamit.
ADVERTISEMENT