Harga Batu Bara Meroket, Laba Bersih PTBA Naik 355 Persen dalam 3 Bulan

20 Mei 2022 14:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Meroketnya harga batu bara saat ini menjadi berkah untuk PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Perusahaan meraup laba bersih Rp 2,2 triliun sepanjang kuartal I 2022, melesat 355 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 500,52 miliar.
ADVERTISEMENT
Pendapatan usaha mencapai Rp 8,21 triliun atau tumbuh 105 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,99 triliun. Sementara total aset perseroan tumbuh 8 persen dari Rp 36,12 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp 38,99 triliun per 31 Maret 2022.
"Pencapaian gemilang ini didukung kinerja operasional perseroan yang solid di sepanjang kuartal I 2022. Mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, perseroan menerapkan efisiensi berkelanjutan secara optimal," kata Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie dalam keterangan, Jumat (20/5).

Penjualan Batu Bara Naik 18 Persen

Secara tahunan (year on year/yoy) produksi batu bara PTBA di sepanjang kuartal I 2022 meningkat 40 persen menjadi 6,34 juta ton, sedangkan volume angkutan batu bara meningkat 16 persen menjadi 6,17 juta ton. Kenaikan produksi dan volume angkutan batu bara ini diikuti pula oleh kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 18 persen menjadi 6,97 juta ton.
ADVERTISEMENT
PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 36,41 juta ton dan target angkutan sebesar 31,50 juta ton untuk tahun 2022. Sedangkan untuk volume penjualan batu bara 2022, Perseroan menargetkan peningkatan menjadi 37,10 juta ton.

Progres Proyek Pengembangan Gasifikasi Batu Bara

Selain meraup keuntungan, PTBA juga terus mengejar proyek prioritas. Salah satunya pengembangan gasifikasi batu bara. Terbitnya Perpres 109 tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2020 oleh Presiden Joko Widodo menjadikan dua proyek PTBA masuk menjadi PSN (Proyek Strategis Nasional), di antaranya Hilirisasi Gasifikasi Batu Bara di Tanjung Enim dan Kawasan Industri-Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) -Tanjung Enim.
PTBA, Pertamina, dan Air Products & Chemicals Inc (APCI) telah menpgelar groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) pada 24 Januari 2022 di Kawasan Industri Tanjunp Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Kegiatan ini dihadiri dan diresmikan langsung oleh Jokowi.
Gedung PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Foto: Dok PTBA
PSN ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun, dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar USD 2,3 miliar atau setara Rp 32,9 triliun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DOE per tahun untuk mengurangi impor LPG sebesar 1 juta ton per tahun.
ADVERTISEMENT

PLTU Mulut Tambang SumseI-8 dan PLTS

PLTU Mulut Tambang SumseI-8 berkapasitas 2x62O MW merupakan proyek strategis PTBA dengan nilai mencapai USD 1,68 miliar. PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35 ribu MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP).
PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd. Progres pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai penyelesaian konstruksi sebesar 96,57 persen. Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada tahun 2022 ini.
PLTU Sumsel 8 memanfaatkan teknolopi PLTU ramah linpkunpan supercritical. PLTU jupa menerapkan teknologi flue gas desulfurization (FGD) yanp berfunpsi meminimalisasi sulfur dioksida (SO2) dari emisi pas buang PLTU.
ADVERTISEMENT
Ekspansi bisnis perusahaan ke sektor energi baru dan terbarukan juga terus bergulir. Salah satu wujud pengembangannya yakni PLTS di Bandara Soekarno Hatta bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero). PLTS tersebut terdiri dari 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC). PLTS beroperasi penuh pada 1 Oktober 2020.