Harga Batu Bara Rendah, Laba Bukit Asam Turun Jadi Rp 3,1 Triliun
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin, penurunan laba bersih itu karena penurunan harga batu bara dunia. Namun, dia menyebut pencapaian PTBA terbilang lebih baik dibanding perusahaan batu bara lain.
"Laba bersih kami Rp 3,1 triliun. Memang angkanya di bawah pencapaian 2018 karena faktor harga di luar kontrol kita," ucapnya dalam Paparan Kinerja PTBA di Hotel Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Senin (28/10).
Dia menambahkan pada triwulan III 2019, pendapatan perseroan sebesar Rp 16,3 triliun, terdiri dari pendapatan penjualan batu bara domestik sebesar 56 persen, penjualan batu bara ekspor sebesar 42 persen, dan 2 persen sisanya merupakan aktivitas lain.
Arviyan menjelaskan, pendapatan PTBA tidak terlalu baik lantaran dipengaruhi oleh harga jual batu bara yang turun 7,8 persen dari Rp 841.655 per ton pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 775.675 per ton hingga September 2019.
ADVERTISEMENT
"Penurunan tersebut disebabkan oleh pelemahan harga batu bara indeks Newcastle sebesar 25 persen, indeks harga batu bara thermal Indonesia GAR 5000 yang melemah 21 persen," beber Arviyan.
Sementara untuk beban pokok penjualan, menurut dia hingga September 2019 tercatat sebesar Rp 10,5 triliun atau mengalami kenaikan 13 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya Rp 9,4 triliun.
'Komposisi kenaikan terbesar terjadi pada biaya angkutan kereta api seiring dengan peningkatan volume angkutan batu bara dan kenaikan biaya jasa penambangan," jelasnya.