Harga Beras Mahal, Buwas Endus Ada Permainan Pedagang

1 Februari 2023 7:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Perum Bulog Budi Waseso.  Foto: Dok. Bulog
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Perum Bulog Budi Waseso. Foto: Dok. Bulog
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas, mengakui harga beras masih mahal. Padahal, pemerintah sudah berupaya mengimpor beras untuk mengatasi gejolak harga.
ADVERTISEMENT
Buwas mencurigai masih mahalnya beras di pasaran karena ada oknum yang mempermainkan harga. Menurutnya, seharusnya tidak ada persaingan harga beras karena beras yang diedarkan ke pasar merupakan beras premium dengan harga jual murah.
"Yang kita turunkan ini adalah beras-beras termasuk beras impor yang kualitas premium. Tapi kita tetap menjualnya Rp 8.300. Jadi nanti teman-teman ikut ngawasi kalau ada yang berasnya mahal, nah itu berarti ada permainan di situ," kata Buwas usai rapat internal di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (31/1).
Supaya tidak ada oknum nakal yang menimbun beras, Buwas memastikan pihaknya bekerja sama dengan Satgas Pangan hingga PT Food Station untuk mengawasinya. Ia menegaskan jangan sampai ada penimbunan beras.
"Karena apa? Beras ini beras premium bukan beras medium. Kita jualnya Rp 8.300. Jadi harusnya enggak ada persaingan karena beras ini yang terbaik selama ini," tambahnya.
ADVERTISEMENT
"Jangan sampai lepas. Kalau enggak nanti ada penimbunan, penumpukan, karena sekali lagi ini berasnya beras premium. Jadi harganya kalau di lapangan mahal. Padahal kita berharap ini beras tetap dijual murah karena dari Bulognya juga berasnya murah. Jadi tidak ada alasan untuk mahal," tegas Buwas.
Sementara untuk stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), Buwas mengungkapkan ada 315.000 ton yang siap diedarkan untuk operasi pasar. Sisa cadangan beras impor juga akan diturunkan untuk operasi pasar.
Buwas Duga Ada Praktik Mafia Beras
Buwas menyampaikan pertemuannya dengan Presiden Jokowi juga sekaligus melaporkan soal praktik mafia beras. Ia menduga keberadaan praktik mafia beras itu menjadi penyebab tingginya harga beras di pasaran.
Ia menyebut dalam rapat internal itu Jokowi meminta dirinya untuk mengawasi praktik mafia beras yang menyebabkan tingginya harga beras di pasar. Tingginya harga beras di pasaran ikut menjadi penyebab terjadi inflasi.
ADVERTISEMENT
“Jadi tadi sudah saya sampaikan, tapi pak Presiden bilang, maka harus diawasi, tidak bisa kalau hanya dilepas begitu saja,” ujar Buwas usai rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IV DPR bersama Perum Bulog, Selasa (31/1).
Buwas Tak Tahu Alasan Mentan Tak Diajak
Saat rapat beras, terlihat Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas), Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas, dan Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi. Tapi tak ada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
"Waduh saya enggak tahu," imbuh Buwas saat ditanya soal ketidakhadiran Mentan Syahrul usai rapat dengan Jokowi.
Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini menyebut dalam urusan beras ini, hanya tiga pihak yang dilibatkan. Sebab inti masalahnya, kata dia, soal penyaluran operasi pasar.
ADVERTISEMENT
"Yang diundang saya cuma bertiga urusan beras ya. Mendag itu stabilisasi, saya (Bulog) pelaksanaanya, Pak Arif (BPN) hitung neraca dan kebutuhan berasnya berapa," jelasnya.