Harga Cabai hingga Telur Naik, Peringatan Sri Mulyani Mulai Terbukti?

10 Juni 2022 7:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani berkunjung ke Pasar Santa, Jakarta Selatan, untuk berbelanja dan menjelaskan PPN Sembako (14/6). Foto: Instagram/@smindrawati
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani berkunjung ke Pasar Santa, Jakarta Selatan, untuk berbelanja dan menjelaskan PPN Sembako (14/6). Foto: Instagram/@smindrawati
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga sejumlah bahan pangan seperti cabai, bawang, hingga telur ayam naik. Kenaikan harga yang cukup tinggi tak hanya memberatkan konsumen, tapi juga mencemaskan bagi pedagang. Sinyalemen akan adanya lonjakan harga pangan, sebelumnya diperingatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan di Pasar Mede, Jakarta Selatan, pada Kamis (9/6), harga untuk cabai keriting saat ini dibanderol hingga Rp 120 ribu per kilogram. Salah seorang pedagang, Agus, mengungkapkan kenaikan sudah terjadi sejak tiga hari terakhir.
Demikian juga harga cabai rawit dibandrol Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu per kilonya. “Sudah tiga hari ini (naik) enggak tahu kenapa. Sebelumnya cabai rawit dijual Rp 90 ribu saja,” ungkap Agus, kepada kumparan, Kamis (9/6).
Kondisi sama terpantau di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Selain cabai, harga bawang merah dan bawang putih juga naik, masing-masing jadi Rp 60 ribu per kg dan bawang putih Rp 35 ribu per kg. Menurut pedagang, kenaikan terjadi sejak bulan puasa dan tak kunjung turun.
ADVERTISEMENT
Penjual sayuran dan bahan pokok di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (24/4). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Komoditas pangan lain yang naik adalah telur ayam, dari Rp 26 ribu menjadi Rp 30 ribu per kg. Mengutip penjelasan supplier, pedagang menjelaskan kenaikan harga telur dipicu kenaikan harga pakan ternak.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, pernah melontarkan peringatan untuk mewaspadai kenaikan harga bahan pangan, selain energi. Lonjakan harga ini, menurutnya terjadi akibat perang Rusia dan Ukraina yang telah mengganggu sistem suplai dan munculnya sanksi ekonomi.
"Kita harus antisipasi risiko yang berlangsung, yaitu konflik Rusia dan Ukraina yang telah menyebabkan disrupsi sistem suplai dan sanksi ekonomi yang menyebabkan harga komoditas terutama energi dan pangan melonjak ekstrem," kata Sri Mulyani dalam Talkshow Neraca Komoditas, Senin (30/5).
Peringatan yang dilontarkan Sri Mulyani bukan tanpa alasan. Apalagi Indonesia masih bergantung pada impor sebagian produk pangan. Termasuk jagung yang menjadi bahan pakan ternak.
ADVERTISEMENT