Harga Cabai Tembus Rp 130.000 per Kg, Pemerintah Diminta Segara Tambah Pasokan

4 Juli 2022 16:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang memilah cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (22/12/2021). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang memilah cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (22/12/2021). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Sejumlah komoditas pangan, salah satunya cabai, mengalami lonjakan harga. Berdasarkan data dari Info Pangan Jakarta pada Senin (4/7) harga cabai rawit merah di Pos Pengumben, Jakarta Barat, mencapai Rp 130.000 per kilogram (kg).
ADVERTISEMENT
Sementara untuk komoditas cabai merah keriting, harga tertingginya ada di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, yang tembus hingga Rp 120.000 per kilogram (kg).
Menanggapi hal itu, Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori menyampaikan bahwa problem utama dari kenaikan harga cabai ini adalah pasokan dan permintaan yang tidak seimbang.
Khudori lalu menjelaskan bahwa solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menyediakan stok cabai untuk dilepas lagi ke pasar agar harga kembali normal.
“Mestinya pemerintah punya stok aktif dan dinamis yang selalu ada pada kondisi panen maupun paceklik. Ketika terjadi gejolak harga seperti saat ini, stok itu bisa dilepas ke pasar agar harga kembali normal. Yang terjadi sekarang, stok semacam itu tak ada,” jelas Khudori kepada kumparan, Senin (4/7).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, jika pemerintah tidak menambah stok, maka seharusnya memiliki tempat penyimpanan yang menjadi bagian dari rantai pasok. Persoalan mahalnya harga cabai rawit sudah ada sejak lama dan terus terulang, namun pemerintah hingga saat ini belum memiliki mitigasi secara konkret untuk mengatasi hal tersebut.
“Info dari asosiasi, tahun ini memang ada penurunan jumlah petani cabai. Karena di masa pandemi awal-awal, cabai berulangkali harganya anjlok. Mereka merugi dan beralih bertanam tanaman lain," katanya.
"Selain itu, karena praktik budidaya yang eksploitatif terhadap lahan, lahan-lahan sudah kurang subur. Musim pancaroba juga memungkinkan munculnya hama dan penyakit. Itu semua membuat produksi cabai rentan gagal,” jelas Khudori.
Kepala Badan Pangan Nasional (BAPANAS) Arief Prasetyo menyebutkan juga beberapa solusi yang tengah dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan cabai. Untuk solusi jangka pendeknya adalah dengan memobilisasi stok cabai dari area surplus ke area defisit.
ADVERTISEMENT
Solusinya lainnya adalah dengan membuat teknologi melalui green house dengan mengatur pola tanam. “Sedangkan untuk mengatur stok diperlukan teknologi untuk perpanjang umur simpan,” tambah Arief.