Harga Emas Berbalik Naik, Setelah Anjlok 4 Persen Pekan Lalu
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kenaikan harga emas ini masih tertahan oleh penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, terangkat USD 15,4 atau 0,84 persen menjadi ditutup pada USD 1.850,80 per ounce.
Pada akhir pekan lalu, Jumat (8/1), emas berjangka terjun 78,2 dolar AS atau 4,09 persen menjadi USD 1.835,40. Posisi ini merupakan penutupan harga emas berjangka terendah sejak 14 Desember, serta persentase kerugian satu hari terburuk untuk kontrak paling aktif sejak 9 November.
"Kami telah melihat sedikit rebound pada dolar, sedikit kenaikan dalam imbal hasil dan sebagai akibatnya kami telah melihat beberapa pasar komoditas, termasuk logam, mundur," kata Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger.
ADVERTISEMENT
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, mencapai level tertinggi tiga minggu, dibantu oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS 10 tahun.
"Jika kurva imbal hasil menjadi lebih curam dan perbedaan menjadi jauh lebih luas, perkirakan untuk melihat pemulihan yang kuat dalam dolar meskipun ada miliaran baru dalam stimulus yang diharapkan," kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff dalam sebuah catatan.
Presiden terpilih Biden mengatakan pada Jumat (8/1) bahwa warga Amerika membutuhkan lebih banyak bantuan ekonomi akibat pandemi virus corona sekarang dan bahwa dia akan menyampaikan rencana yang menelan biaya triliunan dolar pada Kamis (14/1).
Sementara emas secara umum dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang dapat diakibatkan dari stimulus yang meluas, terutama tahun lalu. Posisi itu telah berubah karena imbal hasil obligasi yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
ADVERTISEMENT