Harga Gandum Dunia Naik, Ketum Kadin: 40 Persen Pasokan Sudah Hilang

16 Maret 2022 12:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid, memaparkan agenda B20 untuk mendukung presidensi Indonesia di G20. Foto: Dok. Kadin
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid, memaparkan agenda B20 untuk mendukung presidensi Indonesia di G20. Foto: Dok. Kadin
ADVERTISEMENT
Konflik geopolitik Rusia dan Ukraina berdampak besar terhadap pasokan bahan pokok gandum. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Arsjad Rasjid, mengatakan gandum yang berasal dari Rusia dan Ukraina memasok 30 persen kebutuhan dunia.
ADVERTISEMENT
Saat ini, keduanya tidak bisa melakukan ekspor lantaran konflik militer. Sehingga dunia kehilangan sepertiga pasokan gandum, dan membuat harganya melambung.
Untuk pasokan gandum di Indonesia sendiri, Arsjad mengungkapkan dia telah bertemu pemerintah Hungaria untuk bertanya apakah Indonesia bisa mengambil gandum alternatif dari salah satu negara Eropa tersebut.
“Mereka (Hungaria) meminta maaf, pemerintah baru saja membuat keputusan bahwa kami tidak bisa ekspor gandum, yang paling utama adalah (pasokan) untuk kebutuhan kami, kedua untuk Eropa," ungkapnya saat Rakernas Kadin, Rabu (16/3).
com-Gandum Foto: Shutterstock
Arsjad melanjutkan, penghentian ekspor gandum dari Hungaria tersebut memperparah seretnya pasokan gandum dunia, karena kurang lebih 10 persen pasokan gandum diekspor oleh Hungaria.
"Kurang lebih 10 persen hilang lagi pasokan gandum dunia, hampir 40 persen supply gandum hilang," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Dia pun menegaskan, tentunya Indonesia sangat terdampak dari kebijakan tersebut. Hal ini menjadi tantangan bagi dunia usaha untuk memastikan pasokan bahan pokok di tengah gejolak geopolitik ini, tidak hanya gandum tapi juga komoditas lainnya.
"Tanpa kita sadari, salah satu bahan pokok yang sering kita konsumsi yaitu mie instan. Itu dari gandum. Jadi apa yang terjadi? Ini akan jadi tantangan buat kita belum lagi bahan pokok lainnya," lanjutnya.
Arsjad juga mencontohkan komoditas lain yang saat ini seret karena konflik Rusia dan Ukraina adalah minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang menjadi bahan utama minyak goreng. Dia berkata, kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng tidak hanya terjadi di Indonesia.
"Bukan masalah di kita saja, tapi menjadi masalah dunia. Kenapa tiba-tiba kelapa sawit naik, karena ada minyak sunflower yang diproduksi di Rusia dan Ukraina tidak bisa diekspor, sehingga banyak negara beralih ke minyak lain yaitu sawit, demand pun naik," jelas dia.
ADVERTISEMENT
***
Kuis kumparanBISNIS hadir lagi untuk bagi-bagi saldo digital senilai total Rp 1,5 juta. Kali ini ada kuis tebak wajah, caranya gampang! Ikuti petunjuknya di LINK INI. Penyelenggaraan kuis ini waktunya terbatas, ayo segera bergabung!