Harga Gula hingga Bawang Merah Masih Mahal, Apa yang Dilakukan Pemerintah?

13 Mei 2020 14:37 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gula pasir. Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gula pasir. Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi kembali menyinggung soal masih mahalnya harga gula, bawang putih dan bawang merah selama masa pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, Jokowi menyebut, harga ketiga bahan makanan tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah agar bisa terjangkau masyarakat. Jokowi mengungkapkan persoalan tersebut dalam ratas bersama para menterinya, Rabu (13/5).
Menanggapi hal itu, Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku tengah menyiapkan langkah-langkahnya. Salah satunya mengalihkan stok gula yang dipakai untuk industri ke pasaran. Sehingga ketersediaan di pasar bisa terpenuhi dan harga gula pun akan turun.
"Tentu ini ada pengalihan dari gula yang untuk makanan atau gula rafinasi ke pasar, diharapkan dengan pengalihan ini, harga bisa ditekan ke bawah. Memang itu yang menjadi salah satu persoalan akibat hal tersebut," kata Airlangga dalam konferensi persnya secara virtual, Rabu (13/5).
Sejauh ini, menurut Airlangga, penyebab masih mahalnya harga gula karena rencana impor yang sudah ditentukan ikut terhambat akibat COVID-I9.
ADVERTISEMENT
"Harga gula memang ada beberapa impor yang jadwalnya tertunda, karena beberapa daerah di negara lain ada pembatasan akibat lockdown," ujarnya.
Bawang merah putih dan bawang merah di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Foto: Ema Firtiyani/kumparan
Sementara untuk bawang putih, dia menjanjikan harganya akan segera terkendali. Hal itu lantaran impor bawang putih yang sudah mulai masuk di pasar dalam negeri sehingga ketersediaannya bisa menekan harga dan menjadi lebih murah lagi.
"Ini sudah masuk ke lapangan, diharapkan dengan adanya stok, harga bisa terkendali, di April 81.000 yang masuk, Mei 129.000 stok yang ada. Itu yang tadi saya sebut itu stok. Sedangkan rencana impornya di April 94.000 impor, Mei 78.000 impor," ujarnya.
Namun, jauh berbeda dengan bawang merah. Ketum Golkar ini menyebut persoalannya karena distribusi yang tidak merata sehingga membuat harga bawang merah di beberapa daerah cukup mahal.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, dia berkoordinasi dengan pihak berwenang agar pendistribusian bawang merah yang dilakukan bisa menyeluruh. Nantinya, harga bawang merah akan turun dengan ketentuan harga yang sama.
"Kemudian bawang merah, tidak ada rencana impor, karena sebetulnya ada daerah yang berproduksi besar. Kita ketahui bawang merah di Jawa rata-rata Rp 49.000-Rp 47.000 dan Rp 45.000, tetapi emang kalau kita lihat di Jayapura memang masih ada yang Rp 64.000, di Banda Aceh Rp 65.000, Sultra Rp 53.750," ujarnya.
"Jadi seperti Mentan sampaikan ini masalah distribusi yang akan perlu didorong," pungkasnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT