Harga Jagung untuk Pakan Ayam Mahal, BUMN Ini Impor Gandum

22 September 2021 12:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak memberi pakan ke ayam petelur peliharaannya. Harga pakan naik akibat kenaikan jagung yang jadi bahan utama pakan ternak. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peternak memberi pakan ke ayam petelur peliharaannya. Harga pakan naik akibat kenaikan jagung yang jadi bahan utama pakan ternak. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Harga pakan ayam ternak yang tinggi menjadi polemik musiman industri unggas di Indonesia. Biaya pakan yang tinggi ini diakibatkan harga bahan baku jagung yang juga tinggi.
ADVERTISEMENT
Akibatnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerbitkan impor gandum kepada salah satu BUMN, PT Berdikari (Persero) sebagai alternatif jagung. Berdikari mendatangkan gandum utuh kualitas pakan yang telah bersandar di Pelabuhan Cigading, Banten Selasa ini (21/9). Kedatangan gandum tersebut, yang sudah dalam tahap pengiriman ketiga.
Gandum yang didatangkan memiliki klasifikasi pakan ternak sehingga berbeda dengan gandum untuk bahan baku pangan konsumsi. Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara mengatakan gandum sebanyak 300.000 ton sampai dengan bulan November 2021.
“Adapun pengiriman ketiga ini berjumlah 25.000 ton yang dibongkar di Cigading,” katanya melalui keterangan tertulis, Rabu (22/9).
Ia berharap kedatangan gandum ini akan menstabilkan harga pakan ternak. Dengan begitu, produsen pakan ternak yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dapat menjaga kestabilan harga pakan sehingga kelangsungan bisnis ternak ayam dapat terjaga.
ADVERTISEMENT
Harry mengatakan distribusi dan penyaluran logistik dari gandum akan bersinergi dengan Berdikari Logistik Indonesia sebagai unit bisnis strategis di dalam menyediakan layanan logistik terpadu.
Kandang ternak ayam yang masih beroperasi di Dusun Gluntung, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dia melanjutkan bahwa gandum yang didatangkan bukanlah pengganti pakan ternak yang telah ada di pasaran. Gandum yang tidak memenuhi standar bahan baku industri makanan dapat menjadi solusi alternatif untuk bahan baku pakan ternak.
“Gandum juga didatangkan secara bertahap dengan memantau pergerakan harga serta ketersediaan jagung kualitas pakan di sentra produksi lokal,” ungkapnya.
Menanggapi kemungkinan kedatangan gandum pakan secara bertahap, PT Krakatau Bandar Samudera yang dikenal dengan sebutan Krakatau International Port, menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi sebagai pintu gerbang muatan mulai dari curah kering seperti gandum utuh hingga ke kontainer atau hewan hidup.
ADVERTISEMENT
CEO Krakatau International Port Muhamad Akbar menjelaskan, fasilitas Pelabuhan Cigading akan terus dilengkapi, sehingga mampu menjadi pelabuhan yang memberikan keunggulan kompetitif di regional dan global bagi pengguna jasanya.
Inspeksi pembongkaran muatan gandum dilakukan langsung oleh Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara serta Komisaris Utama Berdikari Sumardjo Gatot Irianto dan Komisaris Berdikari Radhitya Ardhimas Anwar.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional, Musbar Mesdi, mengungkapkan bahwa harga telur merosot sampai Rp 14.600 per kg pada hari ini, Kamis (9/9).
“Pantauan harga real telur di tingkat farm sentra peternak Blitar per hari ini anjlok parah tinggal Rp 14.400-14.600 per kg. Padahal dengan kondisi harga pakan jadi saat ini Rp 6.500-6.800 per kg,” kata Musbar saat dihubungi kumparan, Kamis (9/9).
ADVERTISEMENT
Mahalnya harga pakan membuat biaya pokok produksi telur membengkak menjadi sekitar Rp 22.000 per kg. "Kerugian di level peternak untuk per kg telur di kisaran Rp 5.000 per kg. Ini kondisi yang sangat luar biasa,” tuturnya.