Harga Komoditas Kompak Naik: Timah 4,5 Persen, Batu Bara 1,5 Persen

13 Juni 2024 8:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Unit Metalurgi Muntok, smelter pengolahan timah PT Timah Tbk.
 Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Unit Metalurgi Muntok, smelter pengolahan timah PT Timah Tbk. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga minyak mentah naik pada Rabu (12/6) karena ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah, namun pernyataan The Fed terkait penurunan suku bunga baru dimulai akhir bulan Desember membatasi kenaikan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, minyak mentah berjangka Brent menetap naik 0,83 persen menjadi USD 82,60 per barel, dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,77 persen menjadi USD 78,50 per barel.

Batu Bara

Sedangkan harga batu bara juga naik pada penutupan perdagangan Rabu. Menurut situs tradingeconomics, harga batu bara dari bursa Newcastle naik 1,57 persen menjadi USD 135.45 per ton.
Batu bara di bursa Newcastle turun di bawah level USD 140 per ton, didorong oleh proyeksi penurunan permintaan batu bara metalurgi di China selama tiga tahun berturut-turut. Penurunan ini disebabkan oleh stagnasi pada sektor properti dan infrastruktur.

CPO

Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) menguat pada penutupan perdagangan Rabu. Menurut situs tradingeconomics, harga CPO naik tipis 0,71 persen menjadi MYR 3.961 per ton.
ADVERTISEMENT
Harga CPO sudah naik sekitar 7,23 persen sejak awal tahun 2024, menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan komoditas ini.
Aktivitas pabrik pengolahan Nikel milik PT Vale Indonesia (INCO) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan

Nikel

Adapun harga nikel mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Rabu. Harga nikel menurut situs tradingeconomics terpantau menguat 1,2 persen dan menetap di USD 18.031 per ton.
Nikel turun di kisaran USD 18.000 per ton karena aksi ambil untung yang dilakukan investor. Selain itu, antisipasi penurunan suku bunga utama bank sentral ECB, bersama dengan indikasi penurunan suku bunga The Fed masih mungkin terjadi tahun ini, menyebabkan beberapa investor menyesuaikan atau mengurangi posisi komoditas mereka.
Sementara itu, kekhawatiran terhadap gangguan pasokan akibat kerusuhan di Kaledonia Baru, wilayah luar negeri Prancis yang memiliki sekitar 20-30 persen cadangan nikel dunia, mulai mereda.
ADVERTISEMENT

Timah

Sementara itu, harga timah juga mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Rabu. Harga timah menurut London Metal Exchange (LME) terpantau melesat 4,54 persen dan berakhir di USD 33.365 per ton.
Harga timah dipengaruhi kuatnya permintaan dan penurunan pasokan. Eksportir terbesar, Indonesia, memicu kekhawatiran akan ketatnya pasokan secara global karena penundaan perizinan berdampak besar pada pengiriman pada kuartal I 2024, yang diperburuk oleh kekhawatiran gangguan perizinan di masa depan pada sisa tahun ini.