Harga Komoditas Naik, Medco Energi Raup Laba Rp 658 Miliar di Semester I 2021

26 Oktober 2021 11:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang menunjuk logo Medco Energi. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang menunjuk logo Medco Energi. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Naiknya harga komoditas energi membuat kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) meraup laba bersih USD 46,5 juta atau setara Rp 658,9 miliar (kurs hari ini Rp 14.171 per USD) pada semester I 2021. Perusahaan berhasil membalikkan keadaan dari kondisi semester I 2020 yang rugi USD 55,19 juta.
ADVERTISEMENT
Secara rinci, ketiga segmen bisnis MEDC membukukan laba seperti di Minyak & Gas sebesar USD 88 juta, Ketenagalistrikan sebesar USD 22 juta, dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sebesar USD 33 juta seiring dengan kinerja Fase 7 yang terus meningkat dan diimbangi oleh biaya kantor pusat dan pinjaman.
CEO Medco Energi Roberto Lorato mengaku senang dengan kinerja paruh pertama tahun ini. Menurutnya, harga komoditas energi pada paruh kedua 2021 terus membaik dan permintaan gas domestik mulai pulih setelah lockdown ekonomi di Indonesia.
“Dengan senang saya melaporkan peningkatan hasil kinerja semester pertama ini," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (26/10).
Saat ini, kata Roberto, perusahaan telah mempublikasikan Strategi Perubahan Iklim beserta langkah-langkah awal untuk memenuhi komitmen MedcoEnergi dalam mencapai emisi Net Zero untuk Scope 1 dan Scope 2 pada tahun 2050 dan Scope 3 pada 2060 sesuai arahan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Medco Energi mencatatkan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi USD 318 juta, meningkat 15 persen jika dibandingkan semester I 2020 (year on year/yoy) berkat pulihnya harga komoditas.
Misalnya saja harga minyak USD 62,3 per barel atau 61 persen lebih tinggi dibandingkan semester I 2021 sebesar USD 38,7 per barel. Begitu juga harga rata-rata gas USD 5,9 per mmbtu atau 8 persen lebih tinggi dibandingkan semester I 2021 sebesar USD 5,4 per mmbtu.
Medco Power Indonesia (MPI) dan Salim Group akan mengekspor listrik ke Singapura. Foto: Medco
"EBITDA pada kuartal kedua 2021 USD 159 juta, sedikit di bawah EBITDA kuartal pertama meskipun harga minyak lebih tinggi dikarenakan penghentian fasilitas yang tidak direncanakan serta adanya biaya terkait aset internasional dan Aceh," lanjut Roberto.
ADVERTISEMENT
Medco Energi juga mencatatkan belanja modal adalah USD 28 juta, konsisten dengan rendahnya aktivitas selama pembatasan COVID-19 selama enam bulan terakhir. Pengeluaran akan meningkat pada paruh kedua, namun rencana belanja modal setahun akan tetap sesuai pedoman tahun 2021 Perseroan.
Kas dan setara kas pada USD 551 juta per semester I 2021. Utang konsolidasi adalah USD 2,6 miliar, turun 14 persen jika dibandingkan periode sebelumnya tahun lalu.
Utang restricted group3 USD 2,2 miliar, turun USD 442 juta jika dibandingkan semester I 2020 dengan utang bersih3 USD 1,8 miliar dan utang bersih terhadap EBITDA1 adalah 3,1 kali.
"Perseroan akan terus proaktif mengelola kewajiban dan deleverage kuartal demi kuartal. Semua Obligasi IDR 2021 dan 2022 yang akan jatuh tempo, telah dijamin dalam escrow sebesar USD 123 juta," katanya.
ADVERTISEMENT

Realisasi Produksi Migas, Ketenagalistrikan, dan Tembaga

Sepanjang semester I 2021, produksi migas perusahaan sebesar 94 mboepd, menurun 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penyebabnya karena ada program perawatan rutin dan penghentian fasilitas yang tidak direncanakan, dengan permintaan gas domestik yang masih rendah selama lockdown COVID-19 pada kuartal kedua di Indonesia.
Biaya produksi migas per unit adalah USD 9,6 per barel oil equivalen. Belanja modal migas sebagian besar digunakan untuk pekerjaan beberapa proyek pengembangan Minyak & Gas di PSC South Natuna Sea Block B. Pengembangan ini akan berlanjut pada 2022 dengan rencana gas pertama dari lapangan Hiu pada kuartal II 2022, gas pertama dari proyek Belida Extension pada kuartal IV 2022, dan minyak pertama dari lapangan Forel serta gas dari lapangan Bronang pada kuartal IV 2023.
ADVERTISEMENT
Dari bisnis ketenagalistrikan melalui Medco Power menghasilkan penjualan sebesar 1.355 GWh di semester pertama 2021, sebanyak 33 persen dari sumber energi terbarukan. Penjualan listrik naik 19 persen jika dibandingkan semester I 2020, terutama karena peningkatan kinerja uap di Sarulla Geothermal diimbangi dengan permintaan listrik yang lebih rendah di Batam selama adanya PPKM lokal.
Direktur Utama Medco Hilmi Panigoro di Energy Building, Jakarta, Selasa (2/4). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Belanja modal ketenagalistrikan digunakan untuk melanjutkan commissioning Pembangkit Listrik Combined Cycle 275 MW Riau, pembangunan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya 26 MWp di Sumbawa dan Tahap-1 Pembangunan 30 MW pembangkit listrik panas bumi di Ijen.
Medco Power juga mengumumkan bersama mitra konsorsium akan mengembangkan proyek percontohan Impor Tenaga Surya 100MW dengan kapasitas sebesar 670MWp dari Indonesia ke Singapura, di Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau, menyusul pemberian izin prinsip impor dari Energy Market Authority (EMA) Singapura.
ADVERTISEMENT
Untuk bisnis tembaga, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) memproduksi 103,1 Mlbs tembaga dan 55 Koz emas. Penambangan bijih dari fase 7 terus berlanjut, demikian juga Pengembangan Fase 8.
AMNT memperoleh dua Penghargaan Praktik Pertambangan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia atas kontribusinya terhadap pengelolaan lingkungan dan konservasi.
"Saya senang melihat peningkatan kinerja perusahaan. Pengumuman Proyek Tenaga Surya di Pulau Bulan merupakan langkah lanjutan terhadap Strategi Climate Change kami dan saya sepenuhnya mendukung komitmen Medco Energi untuk mencapai Net Zero pada tahun 2050," kata Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro.