Harga Komoditas Naik, Penerimaan Pajak per April 2022 Melesat 51,49 Persen

23 Mei 2022 19:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memaparkan realisasi penerimaan pajak hingga April 2022 mencapai Rp 567,69 triliun. Penerimaan pajak ini mencapai 44,88 persen dari target APBN 2022.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani mengatakan, penerimaan pajak hingga April 2022 ini mengalami pertumbuhan 51,49 persen dari realisasi periode yang sama tahun lalu. Menurut dia, pertumbuhan pajak masih terpantau kuat mulai Maret hingga April 2022.
Adapun kontribusi terbesar dari penerimaan pajak di April 2022 adalah PPh Badan tahunan yang jatuh tempo di bulan ini. Sri Mulyani melihat ada perbaikan dari tahun lalu, yaitu melonjak hingga 105,3 persen.
"Tahun lalu PPh Badan hanya tumbuh 0,5 persen, tahun ini melonjak 105,3 persen dan kontribusinya paling besar terhadap keseluruhan penerimaan pajak kita yaitu 29,3 persen," katanya saat APBN KiTA, Senin (23/5).
Menkeu melanjutkan, kontribusi pajak terbesar kedua adalah PPN Dalam Negeri yang tumbuh sangat tinggi dari tahun lalu hanya 0,8 persen, saat ini mencapai 36,6 persen. Lalu ketiga adalah PPN impor tumbuh 40,2 persen.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya adalah PPh 21 yaitu PPh karyawan tumbuh 26,3 persen dibandingkan tahun lalu yang mengalami kontraksi ini. Menurut Sri Mulyani, ini karena ada pergeseran untuk pembayaran THR di April.
"Tentu ini juga menggambarkan kenaikan jumlah pekerja, kita tentu sangat berharap pemulihan ekonomi seperti yang terlihat dalam angka pengangguran yang menurun, menimbulkan kontribusi juga terhadap PPh 21," jelasnya.
Selain itu, dari pertumbuhan penerimaan pajak seluruh sektor, pertumbuhan terbesar terlihat pada industri pengolahan yang merupakan kontributor terbesar dalam pajak dengan pertumbuhan 50,6 persen.
Dia melanjutkan, pajak di sektor perdagangan juga tumbuh ini 63,1 persen hingga April dan menjadi kontributor kedua. Kemudian Jasa Keuangan juga tumbuh 24,3 persen dari tahun lalu yang masih minus.
ADVERTISEMENT
"Untuk pertambangan karena harga komoditas tambang semuanya melonjak kita bisa prediksi bahwa kontribusi pajaknya juga melonjak hingga 259,5 persen dibandingkan tahun lalu, bahkan khusus April tumbuhnya lebih tinggi lagi 373,7 persen," terangnya.
Sri Mulyani pun menegaskan, pencapaian penerimaan pajak ini tidak hanya disebabkan kenaikan harga komoditas, tapi juga kegiatan ekonomi yang sudah mulai merata baik dari region maupun antar sektor ekonomi.
Kata dia, penerimaan pajak dari sektor yang langsung terpengaruh komoditas tahun lalu hanya 12 persen. Sementara di tahun ini, karena harga komoditas naik tinggi, kontribusinya juga naik menjadi 21 persen. Namun, mayoritas adalah sektor yang tidak terpengaruh komoditas.
"Terutama April itu degup makin kencang terutama karena ada pembayaran SPT Badan, nanti kita lihat di bulan Mei dan Juni barangkali degupnya tidak setinggi sekarang. Namun kita tetap berharap akan tetap terjaga," pungkasnya.
ADVERTISEMENT