Harga Minyak Dunia Negatif, Pembeli Dapat Minyak dan Dapat Duit

21 April 2020 9:55 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
ADVERTISEMENT
Harga minyak dunia merosot tajam akibat menurunnya permintaan di tengah pandemi COVID-19. Dikutip dari oilprice.com, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) tinggal USD 1,6 per barel, kemudian minyak Brent USD 25,70 per barel, OPEC Basket seharga USD 18,16 per barel.
ADVERTISEMENT
Harga minyak WTI bahkan sempat negatif menjadi USD -14,08 per barel pagi ini. Harga minyak Mars US pun sampai sekarang masih USD -30,03 per barel.
Harga minyak dunia yang minus ini tentu membuat heran banyak pihak. Sebab, pembeli yang harusnya bayar malah dibayar untuk mengambil minyak dari produsen. Kok bisa?
Mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini menjelaskan, kondisi ini terjadi karena produksi minyak saat ini jauh melampaui permintaan. Ada produsen-produsen yang terpaksa harus membayar pembeli agar kegiatan lapangan minyaknya tidak terganggu.
Jika stok minyak tak segera dijual, minyak akan membeku sehingga malah mengganggu produksi. Si produsen berutang ke pembeli dan akan membayarnya saat harga minyak kembali pulih.
ADVERTISEMENT
"Itu logis, pada saat tangki sudah pada penuh, permintaan turun, beberapa lapangan minyak ada yang tidak bisa ditutup, sekali ditutup tidak akan hidup lagi, maka memilih berutang pada pembeli, nanti dibayar saat harga naik lagi. Contoh minyak HPPO (minyak kental) yang kalau tidak dipanaskan membeku, maka tidak bisa sumurnya tidak diinjeksi uap dan seluruh peralatan menggunakan pemanas," papar Rudi kepada kumparan, Selasa (21/4).
Mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini (tengah). Foto: Dok. Istimewa
Lapangan-lapangan minyak seperti ini ada di Kanada. Selain minyak jenis HPPO, sumur-sumur minyak yang dikuras dengan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) juga demikian, tak boleh berhenti berproduksi.
Maka ketika tempat penyimpanannya sudah penuh harus segera dijual. Ketika pasokan minyak dunia berlebih, terpaksa dilepas dengan harga sangat murah atau bahkan minus.
ADVERTISEMENT
"Jenis minyak lain juga ada sumurnya yang tidak boleh mati, yaitu yang sudah masuk EOR (injeksi ke reservoir) pada umumnya akan sulit lagi kalau sudah dimatikan," ujar Rudi.
Sebelumnya diberitakan, Mantan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar angkat bicara mengenai rendahnya harga minyak dunia ini. Menurut Arcandra, Indonesia sebagai salah satu konsumen minyak terbesar di Asia setelah China dan India harus memanfaatkan momentum ini.
Ia menyarankan Indonesia untuk membuat kontrak pembelian minyak untuk jangka panjang di saat harga sedang rendah seperti saat ini.
"Bagaimana peluang Indonesia jika harga minyak dunia turun seperti sekarang? Di sejumlah negara konsumen minyak besar, dalam situasi ini mereka akan cenderung melakukan kontrak jangka panjang dengan produsen minyak. Harga dan jangka waktu delivery-nya bisa diatur," kata Arcandra Tahar seperti dikutip kumparan dari akun Facebook resminya, Selasa (21/4).
ADVERTISEMENT
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona