Harga Minyak Terkerek, Penerimaan Negara Hulu Migas Capai 45 Persen

26 April 2021 17:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi SKK Migas. Foto: SKK Migas
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi SKK Migas. Foto: SKK Migas
ADVERTISEMENT
Harga minyak dunia mulai membaik membuat realisasi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) iku terkerek pada Kuartal I 2021. Penerimaan negara pun ikut naik.
ADVERTISEMENT
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, mengatakan realisasi rata-rata ICP per Kuartal I 2021 mencapai USD 59 per barel. Capaian ini lebih tinggi dari asumsi APBN 2021 sebesar USD 45 per barel.
"Ke depan diharapkan akan lebih stabil, kondisi harga minyak dunia yang membaik," kata Dwi dalam konferensi pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I 2021 secara virtual, Senin (26/4).
Membaiknya harga minyak dunia yang membuat ICP melonjak berpengaruh pada melesatnya penerimaan negara. Dia mencatat, realisasi penerimaan negara di tiga bulan pertama tahun ini saja sudah mencapai USD 3,29 miliar atau 45,2 persen dari target APBN 2021 sebesar USD 7,28 miliar.
ADVERTISEMENT
Jika harga minyak dunia sepanjang tahun ini lebih bagus dan stabil, SKK Migas optimistis target penerimaan negara dari hulu migas di akhir tahun tidak akan ada perubahan penurunan.
"Penerimaan negara alhamdulilah dengan harga minyak yang lebih baik, serta efisiensi-efisiensi di cost recovery, penerimaan negara bisa jauh di atas ekspektasi," lanjutnya.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Dok. SKK Migas
Sementara realisasi investasi hulu migas Kuartal I 2021 mencapai USD 2,40 miliar atau 19,4 persen dari target sepanjang tahun USD 12,38 miliar. Dwi mengatakan akan terus mendorong perusahaan hulu migas menggenjot investasinya.
Untuk biaya cost recovery yang harus dikeluarkan negara kepada perusahaan migas tercatat sudah USD 1,37 miliar atau 21,4 persen dari target USD 8,07 miliar. SKK Migas yakin cost recovery bisa ditekan hingga akhir tahun.
ADVERTISEMENT
Realisasi lifting minyak bumi per kuartal I 2021 sebanyak 676,2 ribu barel per hari (bph). Capaian ini baru 96 persen dari target APBN sebesar 705 ribu bph.
Sementara realisasi lifting gas bumi lebih tinggi sedikit, yaitu sebanyak 5,539 mmscfd di kuartal I 2021 atau 98,2 persen dari target APBN 5.638 mmscfd.
Untuk RRR (reserve replacement ratio/rasio temuan cadangan migas terhadap produksi) realisasi mencapai 9 persen atau 56,3 million barrels of oil equivalent (mmboe) dari target.
"Target kita 100 persen (setara 625 mmboe), artinya kita harus temukan tambahan cadangan lebih besar dari yang diambil untuk bisa pertahankan lifetime cadangan minyak," kata Dwi.