Harga Pangan Turun, Juni 2021 Diperkirakan Terjadi Deflasi

1 Juli 2021 9:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stok bahan pangan di Pasar 8 Alam Sutera, Tangerang Selatan cukup memadai. Aktivitas perdagangan normal. Foto: Wendiyanto/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Stok bahan pangan di Pasar 8 Alam Sutera, Tangerang Selatan cukup memadai. Aktivitas perdagangan normal. Foto: Wendiyanto/ kumparan
ADVERTISEMENT
Indeks harga konsumen selama Juni 2021 diperkirakan mengalami penurunan alias deflasi. Sejumlah harga pangan yang mengalami penurunan harga menjadi salah satu penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memproyeksi terjadi deflasi 0,08 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan inflasi 1,41 persen secara tahunan (year on year/yoy) selama bulan lalu.
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan Mei 2021 yang mencatat inflasi 0,32 persen (mtm) maupun Juni 2020 yang inflasi sebesar 0,18 persen (mtm).
Hari ini, BPS akan mengumumkan IHK sepanjang Juni 2021. Menurut Josua, deflasi terjadi karena sejumlah komoditas pangan mulai mengalami penurunan setelah kenaikan yang cukup signifikan pada Mei lalu, momen puasa dan Lebaran.
"Potensi deflasi secara bulanan pada komponen harga volatile food bergejolak secara didorong oleh tren penurunan harga sebagian besar komoditas pangan," ujar Josua kepada kumparan, Kamis (1/7).
Dia melanjutkan, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga itu di antaranya beras, daging ayam, daging sapi, bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit. Menurutnya, penurunan harga ini karena normalisasi permintaan pasca terjadinya Ramadhan dan Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Kelompok harga yang diatur pemerintah juga diperkirakan kembali normal selama bulan lalu, salah satunya tarif transportasi. Sementara kelompok komponen inti, diperkirakan mengalami inflasi, meskipun cenderung melambat sebagai dampak dari pengetatan PPKM Mikro pada pertengahan bulan lalu.
"Penurunan harga emas sekitar 0,3 persen (mtm) juga turut mendorong perlambatan inflasi inti," jelasnya.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, juga memproyeksi akan terjadi deflasi selama bulan lalu. Dia memperkirakan deflasi di kisaran 0,10-0,15 persen (mtm) dan 1,35-1,40 persen (yoy).
"Deflasi terjadi karena harga-harga kembali normal setelah Lebaran pada Mei lalu," katanya.
Stok bahan pangan di Pasar 8 Alam Sutera, Tangerang Selatan cukup memadai. Aktivitas perdagangan normal. Foto: Wendiyanto/ kumparan
Sebelumnya, Bank Indonesia (I) memproyeksi selama Juni 2021 akan terjadi deflasi sebesar 0,11 persen (mtm) dan 1,38 persen (yoy). Hal ini berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan bank sentral hingga pekan keempat Juni 2021.
ADVERTISEMENT
Adapun penyumbang deflasi berasal dari komoditas cabai merah yang mengalami deflasi sebesar 0,10 persen (mtm); daging ayam ras 0,08 persen (mtm); tarif angkutan antarkota 0,06 persen (mtm); cabai rawit 0,04 persen (mtm); bawang merah 0,02 persen (mtm); serta daging sapi, kelapa, tomat, udang basah, dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, beberapa komoditas mengalami inflasi, antara lain telur ayam ras sebesar 0,03 persen (mtm); emas perhiasan sebesar 0,02 persen (mtm); serta minyak goreng, sawi hijau, kacang panjang, nasi dengan lauk, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).