Harga Saham Melambung, Bumi Resources Bantah Rumor Reverse Stock

23 Februari 2017 15:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Media Briefing PT Bumi Resources (Foto: Edy Sofyan/kumparan )
Harga saham emiten tambang yang terafiliasi Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tercatat melambung 536 persen dari harga Rp 50 per saham (saham gocapan) hingga Rp 300-an per saham hanya dalam waktu 6 bulan.
ADVERTISEMENT
Harga saham BUMI naik pertama kali pada Juni 2016, setelah proses restrukturisasi utang perseroan yang mencapai 4,2 miliar dolar AS (Rp 55 triliun) mulai menunjukkan progres. Untuk diketahui, Perusahaan sudah mengajukan Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sejak 6 April 2016. Pada 9 Juni, Pengadialan Niaga memutuskan mengubah status PKPU Sementara menjadi PKPU Permanen.
Harga saham BUMI mulai meninggalkan posisi tidur di level Rp 50-an per saham sejak 13 Juni 2016. Dari Rp 83 per saham, saham BUMI terus menanjak dan pertama kali menyentuh level Rp 300-an pada 10 November 2016 di Rp 318 per saham.
Memantau Indeks Harga Saham Gabungan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Hingga hari ini, saham BUMI masih di level 300-an. Pada Kamis (23/2), saham BUMI dibuka pada level Rp 372 per saham, naik 1,08 persen dari harga penutupan kemarin Rp 368 per saham.
ADVERTISEMENT
Kenaikan tersebut memang memunculkan banyak tanda tanya, terutama dari pelaku pasar. Pasalnya, harga saham biasanya mencerminkan fundamental perusahaan, sementara BUMI sudah mengalami rugi dan utang yang menumpuk. Apalagi, pada Januari 2017, saham BUMI diumumkan Bursa Efek Indonesia (BEI) masuk jajaran saham LQ 45, atau daftar saham paling likuid.
Presiden Direktur BUMI, Ari S. Hudaya mengatakan, pertanyaan mengenai saham juga berkembang menjadi rumor penggabungan harga saham (reverse stock) dari BUMI. Hal ini karena dengan reverse stock, harga saham bisa meningkat sesuai rasio penggabungan.
"Dengan ini kami mengatakan, perusahaan tidak akan melakukan reverse stock. Rumor tersebut tidak benar," kata Ari pada Media Briefing di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (23/2).
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, paparan kepada media tersebut bukan membahas soal pergerakan harga saham BUMI. Namun lebih kepada update kinerja perseroan dan kondisi fundamental perseroan.
Pada kesempatan yang sama, Investor Relations BUMI, Achmad Reza Widjaja mengatakan, perusahaan memiliki cadangan dan sumber daya batu bara terbesar di Indonesia. Cadangan batu bara saat ini sebesar 2,16 miliar ton, sementara sumber daya batu bara mencapai 12,35 miliar ton.
"Dari penilaian tim kami, dengan cadangan dan sumber daya tersebut, perusahaan bisa berproduksi hingga 58 tahun lagi," kata Achmad.
Ia menambahkan, kinerja tahun ini akan lebih baik karena tahun lalu perseroan sudah membukukan laba bersih pertama kali sejak kerugian beberapa tahun terakhir.
"Produksi dan penjualan tahun ini akan lebih tinggi 5-7 persen, seiring harga batu bara yang lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 30 persen," tuturnya.
ADVERTISEMENT