Harga Sawit Terus Melorot, Pengusaha Pilih Lakukan Efisiensi

26 Juli 2019 13:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelapa Sawit yang sudah diambil dari pohonnya. Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kelapa Sawit yang sudah diambil dari pohonnya. Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Berbagai strategi telah dilakukan oleh PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) dalam menghadapi harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). Direktur BWPT, Henderi Djunaidi, mengatakan harga rata-rata tandan buah segar (TBS) saat ini mencapai USD 500 per ton dari sebelumnya bisa mencapai USD 1.000 per ton.
ADVERTISEMENT
"Memang kita akui soal harga itu fluktuatif. Dulu harganya capai USD 1.000 per ton, sekarang tinggal USD 500 per ton. Tapi itu biasa namanya komoditas pasti ada banyak faktor yang mempengaruhi," katanya saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (26/7).
Mengatasi hal ini, pihaknya mengaku akan lakukan strategi efisiensi dalam produksinya. Direktur Eagle High Plantations, Gelora Sinuraya, mengatakan memaksimalkan produksi jadi satu-satunya cara agar perusahaan mampu bertahan di tengah ketidakpastian harga.
"Strategi kami adalah kelola tanaman yang ada dengan efektif dan efisien. Kami mulai mengurangi mana biaya yang tidak penting dan tidak berpengaruh ke produksi. Untuk bertahan hidup, kamu mengandalkan produksi yang dimaksimalkan," tambahnya.
Aktivitas Petani Plasma Kelapa Sawit Asian Agri di Provinsi Riau, Jumat (22/3). Foto: Abdul Latif/kumparan
Pada semester kedua, pihaknya menargetkan produksi kelapa sawit perseroan meningkat menjadi rata-rata sekitar 200 ribu ton dari rerata produksi hingga Mei 2019 sebesar 113 ribu ton. “Bila cuaca mendukung, target tersebut akan tercapai. Karena cuaca di luar kontrol,” tambah dia.
ADVERTISEMENT
Hingga triwulan pertama, BWPT memproduksi tandan buah segar (TBS) 359,966 ton, Crude Palm Oil (CPO) 74,718 ton dan Kernel sebanyak 11,431 ton. Capaian produksi ini masing-masing meningkat 40 persen, 33 persen, dan 25 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Dilihat dari sisi pendapatan, pada tiga bulan pertama tahun ini, pendapatan BWPT hanya naik tipis, 1 persen sebesar Rp 637,99 miliar dari sebelumnya Rp 629,69 miliar. Perseroan masih mencatatkan rugi Rp 254,99 miliar pada triwulan I 2019, dari periode sebelumnya Rp 69,83 miliar.