Harga Telur Ayam Naik Jelang Ramadan, Bapanas Ungkap Penyebabnya

7 Maret 2024 14:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) berdialog dengan pedagang telur ayam di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (11/5/2021). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) berdialog dengan pedagang telur ayam di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (11/5/2021). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kenaikan harga beras belum juga reda, kini masyarakat harus dihadapkan dengan mahalnya harga telur ayam ras. Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) hari ini, Kamis (7/3), rata-rata harga telur ayam secara nasional mencapai Rp 31.350 per kilogram (kg), naik dibandingkan hari sebelumnya Rp 301.280 per kg, bahkan naik signifikan dibandingkan periode 7 Februari 2024 sebesar Rp 26.350 per kg.
ADVERTISEMENT
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, unsur krusial pembentuk harga telur ayam ras terletak pada harga jagung pakan. Menurutnya, pemerintah menggelontorkan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) jagung pakan ke para peternak dengan harga Rp 5.000 per kg untuk menangani harga jagung pakan yang berada di kisaran Rp 9.000 per kg.
“Mengenai harga telur dan ayam hari ini, 50 persen lebih itu karena pakannya dari jagung pipilan kering. Waktu itu harga jagung mendekati Rp 9.000 per kg,” ujar Arif seperti dilansir Antara, Kamis (7/3).
Ia mengatakan, pantauan di panel harga pangan per 5 Maret mencatat harga rata-rata nasional telur ayam ras di tingkat konsumen menyentuh Rp 31.589 per kg. Sementara harga jagung pakan ternak di tingkat petani rata-rata nasional di Rp 5.480 per kg.
ADVERTISEMENT
“Karena itu pemerintah melakukan importasi melalui Perum Bulog sejumlah 250 ribu ton dan disalurkan ke peternak-peternak mandiri kecil sesuai verifikasi data yang diperoleh dari Dirjen PKH Kementan (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian),” jelasnya.
Sampai 6 Maret, lanjut Arief, Perum Bulog dalam menyalurkan cadangan jagung pemerintah (CJP) sebagai bagian dari program SPHP telah menyentuh angka 201 ribu ton atau 51 persen dari total alokasi 343 ribu ton.
Sebaran peternak ada di 18 provinsi yaitu DKI Jakarta dan Banten, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Arief menjelaskan sebagai kontinuitas implementasi program sejak tahun lalu, bantuan pangan penanganan stunting akan disalurkan kembali kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) dalam 2 tahap atau total 6 bulan untuk digulirkan kembali tahun ini menggunakan basis data KRS dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Paket bantuan berupa daging ayam 1 kg dan telur 10 butir akan diberikan dalam dua tahapan atau selama 6 bulan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
“Justru dengan ini dapat memberi tekanan ke pasar. Ini karena pemerintah itu selalu hadir dan ini bisa dikonfirmasi kepada seluruh peternak. Sekarang panen jagung mulai naik, sehingga harga jagung mulai bergerak turun,” kata Arief.