Harga Telur Masih Mahal, Peternak Ungkap Penyebabnya

12 Juni 2021 13:23 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak memanen telur di peternakan ayam petelur di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021).  Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Peternak memanen telur di peternakan ayam petelur di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Harga telur ayam stabil tinggi di Rp 26.300 per kilogram (kg), di atas aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020 tentang Harga Acuan Penjualan di tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen.
ADVERTISEMENT
Dalam regulasi tersebut, harga telur di tingkat konsumen Rp 24.000 per kg.
Terkait hal itu, Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Ki Musbar Mesdi mengatakan, saat ini harga pokok produksi telur di tingkat peternak mencapai Rp 20.000 per kg.
"HPP (segitu) kok peternak enggak untung? Karena harga pakan Rp 5.800-Rp 6.200 per kilo pakan. Jadi kalau kita ambil harga rata-rata Rp 6.000 x 3,5 (kg) sekitar Rp 20.000. Peternak untung banyak karena buntung," katanya kepada kumparan, Sabtu (12/6).
Ki Musbar menuturkan, harga jagung paling tinggi berada di level Rp 4.800-Rp 5.000 per kg. Jagung memiliki porsi yang cukup besar, sekitar 50 persen dari bahan baku pakan.
Pekerja menata telur ayam ras di salah satu stan, di Pasar. Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
Sementara itu, sisanya kedelai sama MBM atau tulang daging yang semuanya dipasok melalui impor.
ADVERTISEMENT
"Jagung paling tinggi Rp 4.800-Rp 5.000 karena jagung itu bahan pakan pokok unggas sampai 50 persen," lanjutnya.
Adapun Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat rata-rata harga telur nasional Rp 26.300 per kilogram (kg) pada 11 Juni 2021.
Mengacu Sistem Pemantauan dan Kebutuhan Pokok Kemendag, harga telur tersebut stabil sejak seminggu lalu, dari tanggal 4-11 Juni 2021.