Harga Timah Masih Menjanjikan, PT Timah Optimistis Kembali Untung di Akhir 2021

11 November 2021 17:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi timah. Foto: PT Timah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi timah. Foto: PT Timah
ADVERTISEMENT
Kenaikan harga timah dunia tahun ini membuat PT Timah Tbk (TINS) ketiban untung. Perusahaan mencatatkan laba bersih Rp 612 miliar pada kuartal III 2021, meroket 340 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang rugi Rp 255 miliar.
ADVERTISEMENT
Pada periode sembilan bulan pertama tahun ini, harga rata-rata logam timah LME sebesar USD 30.550 per ton, dengan level tertinggi USD 37.600 per ton dan di level terendah USD 20.965 per ton.
Sekretaris Perusahaan Timah, Abdullah Umar, berharap harga timah bisa awet di atas USD 30.000 per ton. Dengan begitu, perusahaan bisa kembali meraup untung di akhir 2021.
"Kita masih optimistis harga bisa di atas USD 30.000 per ton. Timah termasuk komoditas yang harganya cenderung stabil, jumlah pemainnya juga tidak banyak, sementara pasokannya terbatas (jadi sangat diuntungkan)," kata dia di Menteng, Jakarta, Kamis (11/11).
Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk (TINS) Abdullah Umar Baswedan di Menteng, Jakarta, Kamis (11/11/2021). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Dia menyebut, kontribusi timah Indonesia cukup besar di dunia, porsinya 20 hingga 23 persen. Karena itu, sebenarnya pergerakan harga timah dunia juga dipengaruhi oleh produksi PT Timah.
ADVERTISEMENT
Abdullah menyebut untuk menjaga stabilitas harga timah dunia, produksinya harus diatur. Tidak bisa dilakukan secara jor-joran untuk menjaga agar harganya tidak anjlok.
Timah mencatat produksi bijih timah hingga kuartal III 2021 mencapai 17.929 ton atau turun 48 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu 34.614 ton. Sebanyak 44 persen berasal dari penambangan darat dan 56 persen berasal dari penambangan laut.
Berbanding lurus dengan produksi bijih timah, produksi logam timah mencapai 19.120 ton atau turun 49 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu 37.588 ton. Untuk belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 500 miliar hingga akhir September 2021.
Penjualan logam timah pada sembilan bulan ini mencapai 19.059 ton atau turun 58 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu 45.548 metrik ton.
ADVERTISEMENT
Asia masih menjadi destinasi utama ekspor timah TINS dengan kontribusi 53 persen, disusul Eropa 31 persen, dan Amerika 11 persen. Adapun 5 besar negara destinasi ekspor timah TINS secara berurutan adalah Korea Selatan 18 persen, Belanda 17 persen, Jepang 16 persen, Amerika Serikat 11 persen, dan Italia 6 persen.
Aktivitas di pabrik PT Timah (Persero) Tbk (TINS). Foto: PT Timah
"Kalau pasar ekspor, kita sudah optimal. Tinggal penuhi permintaan saja karena pasokannya terbatas, pemainnya di dunia juga tidak banyak. Apalagi kontribusi timah Indonesia sangat besar di dunia," ujar dia.
Perusahaan menargetkan bisa memproduksi 24.000 ton hingga 30.000 ton bijih timah hingga akhir ini secara akumulasi. Abdullah yakin target produksi bisa dikejar dari penambangan di darat dan di laut. Timah memiliki total cadangan timah mencapai 300.000 ton dan sumber daya sekitar 1 juta ton.
ADVERTISEMENT