Harga Timah Melesat, PT Timah Raup Laba Bersih Rp 1,3 Triliun Sepanjang 2021

14 Maret 2022 14:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas di pabrik PT Timah (Persero) Tbk (TINS). Foto: PT Timah
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas di pabrik PT Timah (Persero) Tbk (TINS). Foto: PT Timah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kinerja PT Timah Tbk (TINS) mampu membalikkan keadaan dengan meraup laba bersih Rp 1,3 triliun sepanjang 2021. Realisasi ini melesat 483 persen dibandingkan periode 2020 yang merugi Rp 341 miliar.
ADVERTISEMENT
Lonjakan laba perusahaan ditopang oleh  penurunan beban pokok pendapatan. Sepanjang 2021, beban  pokok pendapatan PT Timah turun  21 persen menjadi Rp 11,17 triliun  dibandingkan  tahun  2020  yang sebesar Rp 14,09 triliun.
"Melesatnya harga komoditas timah di pasar internasional menjadi sebuah kesempatan istimewa bagi perseroan, karena dengan biaya produksi yang rendah perseroan mampu menjual komoditasnya di harga yang signifikan," kata Sekretaris Perusahaan Timah Abdullah Umar di Jakarta, Senin (14/3).
Umar merinci, produksi bijih timah  tahun lalu sebesar 24.670 ton Sn atau  turun 38 persen dari tahun sebelumnya sebesar 39.757 ton Sn.
Sebanyak 46 persen berasal dari penambangan darat dan 54 persen penambangan laut. Pada tahun  yang sama, produksi  logam  timah hanya mencapai  26.465 metrik ton atau turun 42 persen dari  tahun 2020 sebesar 45.698 metrik ton.
ADVERTISEMENT
Adapun rata-rata harga jual logam timah yang melesat 89 persen menjadi USD 32,619, perseroan membukukan penjualan logam timah sebesar 26.602 metrik ton atau turun 52 persen dari tahun sebelumnya 55.782 metrik ton.
PT Timah (Persero) Tbk (TINS). Foto: PT Timah
Berbanding lurus dengan laba bersihnya, EBITDA Perseroan naik 150 persen menjadi Rp 2,90 triliun dari tahun  sebelumnya sebesar  Rp1,16  triliun. Berkurangnya beban finansial akibat “deleveraging strategy” dan kemampuan perseroan memilih sumber pendanaan berbiaya rendah menjadi salah satu faktor pendukungnya.
Indikator  finansial  lainnya  yang  menjadi  parameter  membaiknya  kinerja  TINS  adalah  rasio profitabilitas, yaitu Net Profit Margin (NPM) menjadi 9 persen. Di 2020, minus 2 persen.
ADVERTISEMENT
Gross Profit Margin (GPM) menjadi 24 persen dari 2020 sebesar 7 persen. Adapun rasio solvabilitas nampak dari Debt to Equity Ratio (DER) menjadi 82 persen, pada 2020 sebesar 142 persen. Kas dan  setara kas menunjukkan  kenaikan  signifikan  menjadi Rp 1,78 triliun dari tahun sebelumnya Rp 807 miliar.