Harga Timah Naik, Laba PT Timah Melesat 340 Persen Jadi Rp 612 Miliar

11 November 2021 9:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Timah (Persero) Tbk (TINS). Foto: PT Timah
zoom-in-whitePerbesar
PT Timah (Persero) Tbk (TINS). Foto: PT Timah
ADVERTISEMENT
PT Timah Tbk (TINS) meraup laba bersih Rp 612 miliar pada kuartal III 2021 atau melesat 340 persen dibandingkan kuartal III 2020 yang masih rugi Rp 255 miliar. Moncernya keuangan Timah disokong dari harga komoditas timah dunia yang naik tahun ini.
ADVERTISEMENT
Pada periode sembilan bulan pertama tahun ini, harga rata-rata logam timah LME sebesar USD 30.550 per ton, dengan level tertinggi USD 37.600 per ton dan di level terendah USD 20.965 per ton.
Perseroan juga mencatat peningkatan profitabilitas yang signifikan dengan capaian EBITDA Rp 1,813 triliun atau naik 108 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 870 miliar. EBITDA Margin sebesar 18,7 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 7,3 persen.
Pada kuartal III 2021 ini, perseroan juga mencatat Gross Profit Margin sebesar 20,6 persen, naik dari tahun lalu hanya 6 persen, Net Profit Margin sebesar 6,3 persen, naik dari tahun lalu minus 2,1 persen, serta Debt to Equity Ratio sebesar 90,2 persen. Sedangkan arus kas operasional menjadi Rp 3,08 triliun.
ADVERTISEMENT
"Perseroan mampu merealisasikan peningkatan kinerja keuangan yang signifikan sampai dengan kuartal III tahun 2021 dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 612 miliar atau melesat 340 persen," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, Wibisono, dalam keterangan tertulis, Kamis (11/11).

Produksi dan Volume Penjualan Timah Justru Turun

Ilustrasi timah. Foto: PT Timah
Manajemen Timah mengungkapkan keuntungan yang didapat hingga kuartal III 2021 ini sangat dipengaruhi oleh harga timah dunia. Sebab, jika berkaca pada produksi dan volume penjualan, justru menurun hampir 50 persen.
Timah mencatat produksi bijih timah hingga kuartal III 2021 mencapai 17.929 ton atau turun 48 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu 34.614 ton. Sebanyak 44 persen berasal dari penambangan darat dan 56 persen berasal dari penambangan laut.
ADVERTISEMENT
Berbanding lurus dengan produksi bijih timah, produksi logam timah mencapai 19.120 ton atau turun 49 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu 37.588 ton. Penurunan produksi bijih timah ini masih terkait dengan adanya pandemi COVID-19 dan dinamika penambangan bijih timah di darat.
Penjualan logam timah pada sembilan bulan ini mencapai 19.059 ton atau turun 58 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu 45.548 metrik ton.
"Meskipun volume penjualan menurun, perseroan mencatatkan harga jual rata-rata logam timah pada kuartal III 2021 sebesar USD30.158 per ton atau naik secara signifikan sekitar 79 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu USD 16.832 per ton," tuturnya.
Aktivitas di pabrik PT Timah (Persero) Tbk (TINS). Foto: PT Timah
Besarnya permintaan timah dari negara manufaktur di dunia diprediksi akan membuat harga logam timah masih bertahan di kisaran USD 30.000 sampai dengan akhir 2021. Hal ini memberikan optimisme terhadap pencapaian kinerja TINS yang semakin memikat.
ADVERTISEMENT
Sampai dengan September 2021, Asia masih menjadi destinasi utama ekspor timah TINS dengan kontribusi 53 persen, disusul Eropa 31 persen, dan Amerika 11 persen. Adapun 5 besar negara destinasi ekspor timah TINS secara berurutan adalah Korea Selatan 18 persen, Belanda 17 persen, Jepang 16 persen, Amerika Serikat 11 persen, dan Italia 6 persen.
"Jadi pulihnya ekonomi yang salah satunya ditandai dengan peningkatan konsumsi terhadap tin-related products antara lain produk elektronik membuat permintaan atas komoditas timah melesat, namun tak seirama dengan produksi yang masih landai," ucap Wibisono.