
Nissan memusatkan operasi bisnisnya di Rusia, dari kota St. Petersburg. Penjualan bisnis Nissan dilakukan ke BUMN sektor otomotif milik Rusia, NAMI. Selama ini BUMN tersebut menjalankan pengembangan industri otomotif Rusia.
"Gara-gara hengkang dari Rusia, Nissan merugi USD 687 juta [Setara Rp 10,5 triliun]. Pabrik dan pusat R&D-nya dijual cuma 1 euro," tulis Reuters, Selasa (11/10).
Pabrik Nissan di St. Petersburg sendiri sudah berhenti beroperasi sejak Maret 2022. Hal itu karena mereka kehilangan rantai pasok sejumlah komponen, akibat embargo perdagangan internasional oleh Barat.
Sedang memuat...
0 01 April 2020
S
Sedang memuat...

Selama ini Nissan memutuskan bertahan di Rusia, sambil menunggu kemungkinan produksi lagi mobil mereka. Tapi dengan perang yang makin meruncing diikuti perseteruan Barat serta para sekutunya dan Rusia dengan para sekutunya, mereka kehilangan harapan untuk bisa beroperasi lagi.
Kesepakatan jual-beli itu menjadikan Nissan sebagai perusahaan global terbaru yang meninggalkan Rusia, sejak Putin mengerahkan pasukan untuk menginvasi Ukraina pada Februari 2022 lalu. Perusahaan otomotif lainnya, Mercedes Benz dan Volkswagen, sudah lebih dulu melakukan langkah itu.
Demikian juga sejumlah perusahaan global lainnya di sektor teknologi seperti Microsoft, Samsung, dan Google.