Hewan Ternak Kena Wabah PMK, BPN: Keamanan Pangan Masyarakat Lebih Utama

6 Mei 2022 14:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa sapi ternak sebelum diberi pakan di Desa Samatan, Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (1/4/2021). Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa sapi ternak sebelum diberi pakan di Desa Samatan, Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (1/4/2021). Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri
ADVERTISEMENT
Badan Pangan Nasional (BPN) buka suara terkait temuan Dinas Peternakan Pemprov Jawa Timur (Jatim) yang mencatat 1.247 ekor ternak sapi telah terinfeksi Penyakit Mulut Kuku (PMK).
ADVERTISEMENT
Kepala BPN Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya tetap berpegang teguh kalau keamanan pangan bagi masyarakat lebih utama. Adapun atas kejadian ini baik Dinas Peternakan Jatim dan Kementan telah melakukan tindak lanjut yang intensif.
"Mengapresiasi kecepatan Dinas terkait di Jawa Timur. Semoga tidak menyebar penularannya,” ungkapnya kepada kumparan, Jumat (6/5).
Tak hanya itu, ia juga mengatakan untuk sesegera mungkin uji laboratorium agar pengobatan bisa dilakukan sesegera mungkin. "Uji lab, pengobatan yang terkena penyakit dan melocalize sesegera mungkin,” tambah Arief.
“Yang terpenting, keamanan Pangan bagi Masyarakat lebih utama,” lanjut dia.
Kementerian Pertanian melakukan kegiatan vaksinasi lumpy skin disease (LSD) kepada ternak sapi warga di 8 kabupaten/kota se-Provinsi Riau, Jumat (18/3/2022). Foto: Kementerian Pertanian
Namun begitu, BPN belum merinci kerugian yang timbul dari merebaknya wabah PMK ini di hewan ternak sapi. PMK adalah penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90 sampai 100 persen dan dianggap bisa menimbulkan kerugian ekonomi sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
Tanda klinis wabah tersebut adalah demam tinggi (39-410c), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus.
Sesuai Surat Edaran Dinas Peternakan Pemprov Jatim No 524.3/5201/122.3/2022 tentang Laporan Kejadian Penyakit Menular Akut Pada Ternak di Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jatim, ada empat wilayah yang sudah terdeteksi penyakit tersebut.
Kasus pertama kali dilaporkan di Kabupaten Gresik pada tanggal 28 April 2022 sebanyak 402 ekor sapi potong yang tersebar di 5 kecamatan dan 22 desa. Kasus kedua dilaporkan pada tanggal 1 Mei 2022 di Kabupaten Lamongan sebanyak 102 ekor sapi potong yang tersebar di 3 kecamatan dan 6 desa.
Petugas Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan memeriksa kesehatan ternak sapi di tempat resmi penjualan hewan kurban, Desa Batoh, Banda Aceh, Aceh, Jumat (24/7). Foto: Ampelsa/ANTARA FOTO
“Selanjutnya di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau yang tersebar di 11 kecamatan dan 14 desa. Kasus ketiga terlaporkan pada tanggal 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto sebanyak 148 ekor sapi potong yang tersebar di 9 kecamatan dan 19 desa,” bunyi surat mengenai wabah PMK yang ditandatangani Kadis Peternakan Jatim Indyah Aryani, dikutip kumparan pada Jumat (6/5).
ADVERTISEMENT
Atas hal tersebut Kementan langsung menerjunkan tim dan uji laboratorium guna mengkonfirmasi laporan wabah Penyakit Mulut Kuku (PMK) yang telah menyerang 1.247 ekor ternak sapi Jawa Timur.
"Indikasi dan saat ini lagi diperiksa di laboratorium sampel yang ada dan tim Kementan sudah ada di lapangan memantau kondisi tersebut,” ungkap Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Nasrullah kepada kumparan, Jumat (6/5).