Hilirisasi Disebut Ugal-ugalan, Luhut Tantang Cak Imin Datang ke Weda & Morowali

24 Januari 2024 19:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keterangan pers saat kegiatan media briefing di Nusa Dua, Badung, Jumat (22/12/2023). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keterangan pers saat kegiatan media briefing di Nusa Dua, Badung, Jumat (22/12/2023). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung komentar Cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, soal program hilirisasi ugal-ugalan saat debat pilpres 2024 Minggu (21/1).
ADVERTISEMENT
Saat debat pilpres, Cak Imin mengkritik proyek hilirisasi. Menurutnya, dalam implementasinya, kebijakan yang digadang-gadang Presiden Jokowi itu tidak berjalan dengan baik dan tidak membawa kesejahteraan.
Luhut meminta Cak Imin lebih baik mengunjungi terlebih dahulu tempat hilirisasi nikel seperti Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) dan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sebelum berkomentar.
"Saya pengen sebenarnya mengundang Muhaimin tuh berkunjung ke Weda Bay, Morowali untuk lihat sendiri. Seeing is believing, gitu," katanya dikutip dari akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Rabu (24/1).
Menurutnya, pernyataan Cak Imin saat debat tersebut membohongi publik. Dia menilai karakter tersebut tidak cocok sebagai salah satu calon pemimpin negara.
"Daripada Anda berbohong kepada publik, yang menurut saya satu karakter yang tidak bagus untuk mencapai suatu posisi dengan anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," tegas Luhut.
ADVERTISEMENT
Luhut pun membeberkan Sulawesi Tengah, sebagai basis industri nikel, mengalami penurunan tingkat kemiskinan dari 14,7 persen di tahun 2015, menjadi 12,4 persen di tahun 2023.
"Nah itu apa? Karena pembangunan ekonomi di sana. Nah kemudian kalau di Morowali kita lihat di tahun 2015 itu 15,8 persen kemiskinannya dan 2023 ini kemiskinan 12,3 persen. Jadi terjadi juga cukup perbaikan-perbaikan di sana," lanjut dia.
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (kiri), cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (tengah), dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD (kanan) bergandengan tangan usai mengikuti debat cawarpres di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (22/12) Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Tidak hanya itu, kata Luhut, penurunan tingkat kemiskinan tidak cukup membuktikan kesuksesan program hilirisasi era Jokowi. Dia menyebut sudah ada politeknik dibangun di Morowali dengan pengajar berkualitas seperti lulusan UI dan ITB.
"Mereka langsung praktik di industrinya dan malah ada yang dikirim ke Tiongkok untuk belajar teknologi ini yang lebih advance lagi dan mereka sekarang bekerja dan menjadi bagian dari pembangunan proyek smelter di Sulawesi atau di tempat lain juga," jelas Luhut.
ADVERTISEMENT
Luhut melanjutkan, perkembangan suatu industri tidak lepas dari kualitas pendidikan. "Kita kan mana pernah punya politeknik bermutu di luar jawa. ayolah tunjukin coba jangan bohong. pergi lihat ke sana," tuturnya.
Selain itu, Luhut juga menegaskan bahwa program hilirisasi kebanggaan pemerintah saat ini juga tidak didominasi oleh Tenaga Kerja Asing (TKA) yang hanya 10-15 persen saja dari total pekerja.
"Sekarang secara bertahap itu berkurang karena sudah banyak yang kita latih dan training. Ya itu satu proses yang harus dilalui jangan kita juga munafik membohongi publik. Apalagi anda seorang calon pemimpin, karakter itu nomor satu bukan hanya soal pintar," pungkas Luhut.