Holding BUMN Farmasi Jadi Awal Pembentukan Holding Sektor Kesehatan

15 Oktober 2020 12:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mnteri BUMN Erick Thohir saat Pertamedika IHC melakukan penandatangan akta jual beli dengan tujuh BUMN pemilik tujuh PT Rumah Sakit BUMN. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Mnteri BUMN Erick Thohir saat Pertamedika IHC melakukan penandatangan akta jual beli dengan tujuh BUMN pemilik tujuh PT Rumah Sakit BUMN. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
Kementerian BUMN telah membentuk holding BUMN farmasi pada Januari 2020 lalu. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat transformasi bisnis di industri farmasi sekaligus penyokong sektor kesehatan di tengah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Asisten Deputi Bidang Telekomunikasi dan Farmasi Kementerian BUMN, Aditya Dhanwantara menyatakan, pembentukan holding BUMN farmasi ini merupakan milestone alias batu loncatan untuk menyempurnakan layanan kesehatan di Indonesia. Sebab nantinya pemerintah bakal menggabungkan kembali antara holding BUMN farmasi dan BUMN layanan kesehatan.
“Nanti BUMN Farmasi (holding) ini akan diperluas jadi (holding) BUMN di sektor kesehatan, yaitu ada BUMN farmasi dan BUMN layanan kesehatan seperti Pertamedika, Krakatau Medika, dan rumah sakit BUMN lain yang menjadi afiliasi,” ungkap Aditya dalam Webinar Ngopi BUMN, Kamis (15/10).
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berbincang dengan petugas medis saat mengecek kesiapan di salah satu ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Aditya menjelaskan dalam mengembangkan Holding BUMN farmasi, pihaknya memiliki 5 poin kerangka kerja, yaitu nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi modal bisnis, kepemimpinan teknologi, pengembangan investasi dan pengembangan talenta.
ADVERTISEMENT
Dengan framework tersebut, diharapkan industri farmasi nasional bisa lebih kuat, mandiri, ketersedian produk meningkat serta inovasi penyediaan produk akan semakin beragam. Aditya mengklaim pembagian tugas kepada anggota holding juga sudah dilakukan dengan rinci. Nantinya Bio Farma akan berfokus kepada penguasaan platform teknologi vaksin baru dan pengembangan ekosistem digital healthcare.
Lalu, Kimia Farma akan berfokus terhadap pengembangan fasilitas industri bahan baku obat (BBO). Sedangkan Indo Farma bakal fokus ke pengembangan alat kesehatan dan produk herbal. “Ini adalah harapan kita dalam melakukan transformasi bisnis,” tandasnya.