Hutama Karya dan Waskita Minta Suntikan Modal Rp 34 T untuk Tuntaskan Proyek Tol

1 September 2021 19:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tol Trans Sumatera yang dibangun PT Hutama Karya. Foto: Wendiyanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tol Trans Sumatera yang dibangun PT Hutama Karya. Foto: Wendiyanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Dua BUMN sektor konstruksi, yakni PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengajukan suntikan modal dari skema Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar total Rp 34,35 triliun. Dana sebesar itu diperlukan untuk merampungkan proyek tol yang jadi PR kedua BUMN tersebut.
ADVERTISEMENT
Hutama Karya merupakan BUMN yang memimpin pengerjaan Tol Trans Sumatera. Untuk menuntaskan pembangunan jalan tol tersebut, Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Budi Harto, mengajukan PMN sebesar Rp 31,45 triliun pada 2022 mendatang.
"Rencana penggunaan PMN tahun depan itu memang untuk menyelesaikan beberapa ruas tol di Sumatera," ujar Budi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Rabu (1/9).
Ia merinci, PMN tersebut akan digunakan untuk ruas tol Pekanbaru-Dumai senilai Rp 293 miliar, Binjai-Langsa Rp 3,58 triliun, Indralaya-Muara Enim Rp 7,18 triliun, dan Kisaran-Indrapura Rp 2,42 triliun.
Gedung kantor Waskita Karya. Foto: Dok. BUMN
Selain itu untuk Kuala Tanjung -Tebing Tinggi-Parapat sebesar Rp 5,05 triliun, Taba Penanjung-Bengkulu Rp 1,23 triliun, Sigli-Banda Aceh Rp 6,37 triliun, serta Pekanbaru-Pangkalan Rp 5,2 triliun.
ADVERTISEMENT
Suntikan modal negara, menurut Budi, akan membuat struktur permodalan Hutama Karya lebih baik. Selain itu, proyek Tol Trans Sumatera bisa diselesaikan dengan lebih cepat.
Sementara itu Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Destiawan Soewardjono, mengajukan PMN Rp 3 triliun di tahun 2022. Dana tersebut masing-masing untuk menyelesaikan Tol Kayuagung-Palembang-Betung Rp 2,004 triliun dan Tol Ciawi-Sukabumi Rp 996 miliar.
"Tujuan keseluruhan PMN tahun 2022 adalah untuk penguatan permodalan dalam rangka restrukturisasi, serta tambahan modal kerja dan investasi penyelesaian konstruksi jalan tol," ujar Destiawan.