Hyundai Mau IPO di India, Bidik Dana USD 3 Miliar

18 Juni 2024 7:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SUV baru Hyundai Exter yang meluncur di India. Foto: Rushlane
zoom-in-whitePerbesar
SUV baru Hyundai Exter yang meluncur di India. Foto: Rushlane
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hyundai Motor India tengah mengajukan Initial Public Offering (IPO) di India dan membidik perolehan dana aksi korporasi tersebut sebesar USD 3 miliar dengan valuasi perusahaan mencapai USD 30 miliar.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Selasa (18/6), Hyundai Korea Selatan berencana menjual sebanyak 17,5 persen atau 142 juta saham dari total 812 juta saham di Hyundai Motor India. Produsen kendaraan roda empat tersebut mengajukan pencatatan unit ini di Mumbai pada Sabtu (15/6).
Hyundai tidak akan menerbitkan saham baru dalam pencatatan saham ini. Akan tetapi, dengan pencatatan saham di India, Hyundai membidik kerja sama baru, dengan target peningkatan penjualan mobil yang lebih mahal juga perluasan pangsa kendaraan listrik. Pasar saham India saat ini memang tengah berkembang.
Selain itu, IPO di India menawarkan banyak keuntungan untuk Hyundai. Lantaran di negaranya, perusahaan tengah dihantui valuasi yang lebih rendah dibandingkan perusahaan sejenis di Asia, karena konglomerat yang tidak jelas mendominasi pasar.
SUV baru Hyundai Exter yang meluncur di India. Foto: Rushlane
Hyundai mengikuti langkah Whirlpool (WHR.N) yang menjual 24 persen saham di unitnya di India pada Februari 2024, juga British American Tobacco (BATS.L) dengan penjualan saham sebesar 3,5 persen di India pada Maret tahun ini. Selain itu ada juga ITC (ITC.NS) yang menggunakan dana sebesar USD 2 miliar untuk mendukung pembelian kembali saham senilai USD 895 juta.
ADVERTISEMENT
Pencatatan saham di luar Korea Selatan juga membuat Hyundai berpotensi mendapatkan perlindungan jika suatu hari menerima tekanan dari sisi pendanaan, di negara asalnya. Hyundai berkaca dari kegagalan pengembang taman hiburan Legoland, yang membuat perusahaan-perusahaan besar Korea lengah pada 2022 lalu dan menaikkan biaya pinjaman.