Ibu Kota Baru di Kaltim, Benarkah Minim Risiko Kebakaran Hutan?

17 September 2019 8:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rancangan konsep Ibu Kota baru di Kalimantan. Foto: Dok. Kementerian PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Rancangan konsep Ibu Kota baru di Kalimantan. Foto: Dok. Kementerian PUPR
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah mengumumkan sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, menjadi lokasi ibu kota baru.
ADVERTISEMENT
Wilayah ini dinilai minim risiko bencana dan kebakaran hutan yang kerap melanda beberapa wilayah di Indonesia saat musim kemarau. Benarkah ibu kota baru bebas kebakaran hutan?
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menyebut tanah di wilayah ibu kota baru tidak mudah terbakar. Sebab, tanahnya bukan tanah gambut.
"Sudah kita cek, tanah di Kaltim itu khususnya di calon lokasi ibu kota baru bukan yang mengandung gambut. Ataupun yang mudah terbakar seperti batu bara," kata Bambang kantor Bappenas, Jakarta, Senin (16/9).
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, potensi karhutla di kawasan ibu kota baru tidak terlalu signifikan (besar). Khususnya di bagian Utara Bukit Soeharto yang tanahnya tidak banyak mengandung batu bara.
Kebakaran Hutan Kebakaran lahan gambut dan hutan di Taman Nasional Sebangau, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
"Kami sudah survei, kalau yang di sebelah timur (bukit) Soeharto-Samboja itu memang daerah batu bara tapi sebelah utara kelihatannya batu baranya tidak signifikan menurut survei kita," katanya.
ADVERTISEMENT
Basuki mengatakan akan mengkaji lebih detail soal potensi kebakaran hutan dan lahan di kawasan Samarinda. Selain itu, direncanakan akan dibuat bendungan sebagai upaya berjaga-jaga terkait karhutla.
"Kita kan lokasinya di sebelah sini, kalau yang di sebelah sininya yang kena tol itu memang gambut batu bara. Tapi yang sebelah sini (utara) batu bara tipis. Mau bikin bendungan di situ," tuturnya.