IHSG Anjlok 1,67 Persen, Dipengaruhi Data Ekonomi AS Tak Sesuai Ekspektasi Pasar

Karyawan mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 119,219 poin (1,67 persen) ke 7.036,075 pada hari Jumat (26/4). Penurunan IHSG sejak perdagangan sesi I akibat penurunan pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestic Bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) yang mencatat pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) anjlok 3,4 persen pada kuartal I 2024.

“Seiring dengan realisasi pertumbuhan PDB AS kuartal I 2024 yang tidak sesuai ekspektasi pasar, IHSG ditutup melemah di level 7.036,07 pada perdagangan Jumat,” tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Jumat (26/4).

Tim riset Phintraco Sekuritas melihat kondisi tersebut memunculkan kekhawatiran akan inflasi yang lebih persisten dan memperkuat pandangan bahwa The Fed akan menahan suku bunga acuan lebih lama.

“Pandangan bahwa the Fed akan menahan suku bunga acuan lebih lama, setidaknya sampai dengan September 2024,” lanjutnya.

Sentimen negatif juga berasal dari realisasi pertumbuhan ekonomi AS sebesar 1,6 persen secara kuartalan atau quarter-on-quarter (qoq) di kuartal I 2024, lebih rendah dari perkiraan di 2,5 persen qoq.

“Meski data-data ekonomi khususnya dari AS relatif tidak memuaskan, tapi harga minyak cenderung menguat di kisaran 1 persen pada perdagangan Kamis,” terangnya.

Sejak awal perdagangan, IHSG bergerak di zona merah dan turun 10,157 poin atau 0,14 persen ke 7.145,136. Pada pre-opening, IHSG melemah 17,359 poin atau 0,24 persen di 7.137,934.

“Secara teknikal, peluang downside masih terbuka dengan uji support di level 6950 yang dikonfirmasi melalui breaklow MA200,” ungkap Phintraco Sekuritas.