IHSG dan Rupiah Diperkirakan Menguat Terbatas, Simak Arah Pergerakan Pasar Besok

8 Mei 2022 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Refleksi layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (14/12/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Refleksi layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (14/12/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Perdagangan pasar saham akan dibuka kembali usai libur Lebaran pada besok, Senin (9/5). Sederet sentimen sudah siap menggerakkan pasar mulai dari kenaikan suku bunga The Fed dan pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022.
ADVERTISEMENT
Kepala Riset Indomitra Sekuritas, Maximilianus Nico Demus memperkirakan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan besok akan menguat terbatas, Hal tersebut sejalan dengan bank sentral AS The Fed yang menaikkan suku bunga akan berdampak kepada Inflasi Indonesia di April 2022 akan naik lebih dari 3 persen.
Adapun inflasi RI di April 2022 akan diumumkan BPS besok, bertepatan dengan rilis pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022. “The Fed naik tingkat suku bunga 50 basis ini jaraknya sama Bank Indonesia (BI) akan sama dekatnya. Investor asing akan berpikir dua kali karena inflasi pada 9 Mei nanti, jadi mungkin inflasi diperkirakan menyentuh lebih dari 3 persen,” ungkap Maxi kepada kumparan, Minggu (8/5).
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Meski demikian Maxi menilai BI memiliki alternatif seiring dengan naiknya suku bunga. Menurut Maxi saat ini capital inflow di Indonesia besar dan hal tersebut memberikan dampak positif dalam menjadikan Indonesia sebagai untuk tujuan investasi.
ADVERTISEMENT
“Apakah BI juga akan menjadikan alasan inflasi untuk menaikkan suku bunga demi stabilitas pasar? Saya rasa dengan capital inflow kita yang besar ini berikan dampak positif sebagai alternatif tujuan investasi di asia ini bisa jadi alasan BI,” tambahnya.
Lanjutnya Maxi, yang terpenting saat ini adalah masih kuatnya fundamental keuangan Indonesia. “Paling penting adalah kenapa dia jadi alternatif karena fundamental keuangan kita sudah kuat dan sehat kenaikan komoditas tadi menjadi nilai tambah sendiri untuk negara,” tutupnya.
Rupiah Diprediksi juga Ikut Menguat
Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs Rupiah terhadap Dolar AS menguat 1,3 persen menjadi Rp14.080. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dengan adanya kenaikan suku bunga oleh The Fed, rupiah berpeluang akan menguat dengan naik cukup tajam menjadi 25 poin
Penguatan ini juga bersamaan dengan mudik Lebaran, banyak orang menggunakan uang dengan antusias. Tak hanya itu sejumlah faktor internal yang mendorong penguatan rupiah di antaranya adalah penerapan protokol kesehatan. Di sisi lain, pelarangan ekspor CPO dan turunannya cukup membantu mendongkrak rupiah.
ADVERTISEMENT
“Biasanya perdagangan besok di hari senin IHSG dan rupiah melesat dahulu walaupun akhirnya melandai dampak penguatan di hari ini akan pengaruh ke pembukaan besok (Senin),” ujar Ibrahim kepada kumparan.