IHSG Melesat! Imbas Jokowi Effect Saat Sampaikan RAPBN Nota Keuangan 2023

16 Agustus 2022 14:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD Tahun 2022 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD Tahun 2022 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan RAPBN dan Nota Keuangan 2023 hari ini, Selasa (16/8). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun terpantau langsung menguat 41,516 poin atau 0,56 persen, mencapai level 7.131,587 pada perdagangan pada pukul 14.34 WIB.
ADVERTISEMENT
Padahal sebelumnya, IHSG sempat berada di zona merah dan menyentuh level 7.080,753. Adapun, di awal perdagangan hari ini indeks saham terpantau menguat dan menyentuh level tertinggi berada di posisi 7.147,970 I.
Mayoritas saham siang ini menguat sebanyak 184 saham, melemah sebanyak 346 saham dan stagnan sebanyak 157 saham. Menguat IHSG ini ditopang oleh asumsi makro dan nota keuangan yang positif yang disampaikan Jokowi.
IHSG Menguat Imbas Jokowi Effect
“Dari sisi ekonomi saat ini pasar mengapresiasi langkah-langkah yang diambil pemerintah terutama di bidang kesehatan sehingga dapat membuka kembali aktivitas ekonomi masyarakat,” ujar Vice President INFOVESTA Wawan Hendrayana kepada kumparan, Selasa (16/8).
Wawan mengatakan sentimen positif ini tercermin dari IHSG yang menguat. Pidato Jokowi terutama tentang Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) disambut baik oleh pelaku pasar.
ADVERTISEMENT
Penyampaian pidato ini disoroti oleh berbagai kalangan, termasuk pelaku pasar dan investor. Analis saham menyampaikan harapan dari para pelaku pasar modal terhadap capaian kinerja pemerintah.
“Harapannya pemerintah dapat mengendalikan inflasi dan pertumbuhan ekonomi, karena pasar modal tergantung kinerja ekonomi secara keseluruhan. Jadi kalo daya beli masyarakat turun, kemudian konsumsi turun maka akan berdampak ke pasar modal juga,” kata Analis Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto..
David mengamati adanya potensi kenaikan inflasi yang dapat menggerus daya beli masyarakat. Terlebih lagi, inflasi ini juga erat kaitannya dengan tingkat suku bunga.
David optimistis pemerintah masih bisa fokus untuk bekerja dalam dua tahun terakhir, mengingat tahun politik biasanya agak sibuk dengan agenda politik. Meski demikian, pencapaian dari sisi ekonomi belum maksimal.
ADVERTISEMENT