Ikuti Batu Bara dan Gas, Harga Minyak Juga Melesat, Rekor Tertinggi Sejak 2014

12 Oktober 2021 13:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan batu bara dan gas bumi, harga minyak dunia juga sedang melesat. Dikutip dari oilprice.com pada Selasa (12/10) pukul 13.21 WIB, harga minyak jenis WTI sudah mencapai USD 80,74 per barel. Sedangkan harga minyak jenis Brent berada pada level USD 83,96 per barel.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari data Trading Economics, terakhir kali harga minyak berada di atas USD 80 per barel adalah pada Oktober 2014 alias 7 tahun lalu.
Terkait hal ini, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menyebut salah satu faktor peningkatan harga minyak adalah berhentinya aktivitas produksi minyak mentah di kawasan Teluk Meksiko AS akibat Badai Ida dan Badai Tropis Nicholas yang berdampak pada potensi kehilangan pasokan minyak mentah mencapai 30 juta barel.
Selain itu, terdapat gangguan pasokan minyak mentah dari Libya akibat adanya unjuk rasa yang menutup terminal ekspor minyak mentah dari negara tersebut.
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai. Foto: Dok. Pertamina
OPEC sendiri pada bulan September 2021 telah menurunkan proyeksi pasokan minyak mentah tahun 2021 dari negara Non OPEC sebesar 0,15 juta barel per hari menjadi 63,85 juta barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Sementara laporan IEA di bulan yang sama menunjukkan terjadinya penurunan pasokan minyak dunia di bulan Agustus 2021 sebesar 540 ribu barel per hari menjadi 96,1 juta barel per hari.
Penyebab lainnya, OPEC melaporkan proyeksi permintaan minyak mentah dunia di tahun 2021 sebesar 96,68 juta barel per hari, naik 0,11 juta barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.
"Hasil analisa Tim Harga Minyak Indonesia itu ada faktor lain yang punya pengaruh kuat terhadap ICP, yaitu nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang terutama Euro cenderung melemah dan peningkatan drastis harga gas alam global menjelang musim dingin akibat kurangnya pasokan gas alam sehingga minyak mentah menjadi energi substitusi dan diperkirakan dapat meningkatkan permintaan minyak mentah sebesar 550 ribu barel per hari," urai Agung seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas, juga dipengaruhi oleh terus bertumbuhnya permintaan gasoline di China dan permintaan gasoline di bulan September 2021 diperkirakan mencapai tingkat sebelum pandemi COVID-19. Selain itu, pencabutan pembatasan aktivitas di India akibat COVID-19 telah meningkatkan permintaan gasoline di negara tersebut.