news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ilham Habibie Bicara soal Dampak Corona ke Industri Penerbangan

4 Juni 2020 7:42 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisaris Utama PT Bank Muamalat Tbk, Ilham Akbar Habibie. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisaris Utama PT Bank Muamalat Tbk, Ilham Akbar Habibie. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Industri penerbangan dunia sangat terpukul akibat pandemi sejak tiga bulan lalu. Bahkan keterisian kursi pesawat di dunia rata-rata hanya 20 persen.
ADVERTISEMENT
Komisaris PT Regio Aviasi Industri (RAI) Ilham Habibie menjelaskan, akan banyak maskapai dunia yang tak mampu meraup laba di masa mendatang. Bahkan salah satu maskapai, Thai Airways telah mengalami masalah di tengah pandemi hingga dinyatakan bangkrut.
Putra sulung mantan Presiden RI yang ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie ini menyarankan agar maskapai melakukan inovasi agar tercipta model bisnis yang lebih sesuai pada saat masa krisis.
"Ada perusahaan dari Italia, mereka gagas tetap duduk dari pesawat dan relatif terproteksi dari tetangga kursi kita, menggunakan sekat bening (di bagian kepala untuk menutupi wajah) dan ketika kita putar balikkan tempat duduk yang tengah, berjarak dengan di kursi di sebelahnya (kiri dan kanan)," kata dia dalam sambutannya di diskusi SMA Pradita Dirgantara secara daring, Rabu (3/6).
ADVERTISEMENT
Selain itu, bisnis penerbangan komersial ke depannya juga akan banyak yang bergerak di pengiriman barang seiring dengan banyaknya orang belanja secara online. Karena itu, bisnis kargo bisa jadi pilihan maskapai.
Kata Ilham, saat ini bahkan kursi penumpang banyak yang tak diisi orang melainkan barang. Ke depannya, kata dia, bisa saja maskapai menaikkan porsi kargo dibandingkan kursi penumpang dalam satu pesawat.
Inovasi lain yang bisa dikembangkan adalah beralih ke bisnis drone. Pesawat tanpa awak ini telah populer beberapa tahun belakangan. Ke depannya, bukan tidak mungkin bisa dikembangkan untuk penerbangan komersial, khususnya pada layanan pengiriman barang atau kargo.
"Ini satu hal yang kelihatannya di banyak negara makin diperlukan drone. Sampai saat ini penggunaanya lebih ke dunia sipil misalnya antarkan barang, untuk gantikan pesawat dengan drone sudah dibayangkan karena kilometer dan volume terbatas, tapi untuk hal tertentu, ini sangat bermanfaat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu produsen pesawat yang sudah mulai membuat drone adalah Boeing dengan meluncurkan drone Wingman. Drone ini diciptakan untuk mendampingi pesawat terbang tempur yang dilengkapi senjata, sebuah teknologi yang penting untuk dipelajari Indonesia. Drone juga bisa dibuat untuk mengirim barang, menjangkau area kebakaran, hingga menyemprotkan cairan anti hama.
Terimbas Corona, Ilham Habibie Prediksi Era Pesawat Berbadan Besar Akan Berakhir
Ilham Habibie (kiri) dalam sesi diskusi “Diaspora: Transformasi dan Sinergi Budaya Global dan Lokal Indonesia.” Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
Industri penerbangan global tengah terpukul. Virus corona yang meluas dan belum menunjukkan tanda-tanda reda membuat bisnis maskapai penerbangan tergerus.
Di dalam negeri, maskapai nasional seperti Garuda Indonesia bahkan sampai harus merumahkan 800 pegawainya dan mempercepat kontrak pilot yang berstatus Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).
Ilham Habibie mengatakan, pandemi ini mencekik banyak maskapai di dunia karena sudah berbulan-bulan tak ada penghasilan. Dia bahkan memprediksi era pesawat berbadan besar akan usai karena orang-orang dilarang berkumpul di dalam satu tempat tertutup.
ADVERTISEMENT
"Dengan adanya situasi kondisi ini, kelihatannya di antara kita mungkin sudah pernah naik pesawat terbang besar ini, tapi kemungkinan era pesawat raksasa seperti Airbus A380 yang angkut penumpang 600-700 penumpang, kalau kita bayangkan begitu banyak orang dalam satu ruangan yang berjam-jam ditutup dan terbang, permintaannya sudah anjlok sekali," kata dia dalam sambutannya dalam diskusi secara daring, Rabu (3/6).
Pesawat berbadan besar itu banyak dipakai oleh maskapai asal Dubai, Emirates Airlines. Kata anak BJ Habibie ini, perusahaan tersebut memiliki hampir 50 persen pesawat Airbus ukuran jumbo yang biasanya mengangkut banyak penumpang.
Dengan kondisi seperti ini, pesawat-pesawat tersebut akan dipensiunkan dan perusahaan akan menggunakan pesawat lebih kecil.
ADVERTISEMENT
"Emirates sudah menyatakan akan mempensiunkan jenis pesawat ini dan akan diubah jadi pesawat lebih kecil. Jadi tidak lagi ratusan penumpang, mungkin hanya 100 atau maksimal 250 penumpang di pesawat," terang dia.
Kata Habibie, jika dibandingkan dengan kasus besar dunia lainnya seperti penyebaran virus SARS atau kejadian teror 9/11 di Amerika Serikat pada 2001 lalu, pandemi COVID-19 ini menyebabkan tingkat okupansi pesawat terbang anjlok menjadi tinggal 20 persen di seluruh dunia hanya dalam waktu tiga bulan.
Padahal, saat SARS dulu, dampaknya hanya 10 persen. Sedangkan kejadian 9/11 membuat penurunan penumpang hanya 20 persen.
Kata dia, banyak maskapai dunia yang menyatakan bangkrut. Bahkan untuk maskapai asal Jerman, yakni Lufthansa, sudah diakuisisi pemerintah di sana menjadi BUMN karena butuh injeksi dana. Padahal, itu merupakan maskapai sehat.
ADVERTISEMENT
"Tapi tidak pernah ada penurunan sampai 80 persen dan hanya terbang 20 persen kapasitas maskapai sedunia. Ini bencana luar biasa dan sudah beberapa maskapai sehat pun menyatakan bangkrut. Yang paling baru di Asia Tenggara, namanya Thai Airways, sudah dinyatakan bangkrut, namun akan dibangkitkan lagi oleh pemerintah, itulah keadaannya," ujar dia.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!