Ilham Habibie Ungkap Penyelamatan Bank Muamalat Menyita Banyak Waktunya

30 Juni 2020 22:18 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisaris Utama PT Bank Muamalat Tbk, Ilham Akbar Habibie. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisaris Utama PT Bank Muamalat Tbk, Ilham Akbar Habibie. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Ilham Habibie mengakui mengurusi Bank Muamalat menjadi salah satu rutinitas yang sangat menyita waktunya belakangan ini, di samping melanjutkan proyek pesawat R80 bikinan sang ayah, Presiden ke-3 Indonesia BJ Habibie.
ADVERTISEMENT
"Saya sekarang aktif di R80 saat ini merupakan salah satu kesibukan saya yang utama, pertama memang R80," ujar Ilham sebelum memulai presentasi dalam diskusi online CEO Talks yang diselenggarakan Iluni MM Universitas Indonesia, Selasa (30/6), Selasa (30/6).
"Kedua Bank Muamalat itu juga sangat banyak menyita waktu saya," sambungnya.
Sebagaimana diketahui pada awal tahun 2020, Ilham melakukan upaya penyelamatan terhadap Bank Muamalat yang terbelit masalah keuangan. Muamalat membutuhkan suntikan modal baru, akibat kinerjanya terus menurun dalam beberapa waktu terakhir.
Ilustrasi Bank Muamalat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Dari laporan keuangan terbaru yang diunggah di laman resmi Muamalat, terungkap bank syariah tertua di Indonesia itu masih dibebani pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF).
Per September 2019 NPF gross melonjak jadi 5,64 persen, periode sama tahun sebelumnya 2,98 persen. Demikian juga dengan NPF net masih relatif tinggi di level 4,64 persen, naik dari September 2018 sebesar 2,5 persen.
ADVERTISEMENT
Pada sisi lain, laba bersih Bank Muamalat di periode tersebut juga tergerus cukup dalam. Yakni hanya sebesar Rp 7,33 miliar, anjlok 93,44 persen dari September 2018 sebesar Rp 111,79 miliar.
Upaya penyelamatan Ilham terhadap bank yang digagas sang ayah itu, terjadi setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merestui Konsorsium Al Falah yang ia dirikan untuk menjadi investor. Ia kemudian menyuntikkan modal senilai Rp 3,2 triliun untuk bank syariah pertama Indonesia itu.