Imbas Corona, Warteg di Jabodetabek Kehilangan Omzet hingga Rp 20 M per Hari

27 Maret 2020 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Warteg. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Warteg. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak virus corona merebak di Indonesia, situasi perekonomian menjadi buruk. Khususnya Jakarta, sebagai ibu kota yang telah puluhan tahun menjadi penyangga perekonomian, yang kini kian terpuruk lantaran merasakan dampak corona paling besar.
ADVERTISEMENT
Selama puluhan tahun, jutaan masyarakat dari berbagai daerah berbondong-bondong merantau ke ibu kota untuk mengais rezeki. Sebut saja masyarakat dari Kota Tegal, Jawa Tengah, yang bermigrasi ke Jakarta dan membuka Warung Tegal atau yang lebih dikenal warteg.
Setidaknya saat ini, menurut Ketua Koordinator Warteg Nusantara, Mukroni, tak kurang dari 40 ribu warteg tersebar di Jakarta dan sekitarnya. Kini, ribuan warteg itu terus-terusan kehilangan omzet lantaran sepinya pembeli karena orang-orang sebisa mungkin menghindari aktivitas di luar rumah.
Mukroni berhitung, kerugian yang diderita para pengusaha warteg akibat tergerusnya pendapatan, berkisar antara 50 hingga 90 persen.
"Cukup besar (kerugian akibat corona). Warteg saya juga online, kalau offline jelas hampir 90 persen. Online juga lebih dari 50 persen (kehilangan omzet)," jelas Mukroni saat dihubungi kumparan, Jumat (27/3).
Ilustrasi Warteg. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Ia kemudian mengasumsikan bila satu warteg beromzet Rp 1.000.000 per hari, maka paling tidak secara keseluruhan omzet yang hilang paling tidak hingga Rp 20 miliar. Itu pun merupakan hitungan minimal, sebab pendapatan per warung itu bisa jauh di atas Rp 1.000.000.
ADVERTISEMENT
"Data dari paguyuban-paguyuban warteg kurang lebih 40 ribuan (di Jabodetabek). Anggap aja dari 40 ribu warteg omzet Rp 1.000.000, terus turun 50 persen sehari sudah Rp 20 miliar hilang. Apalagi 75 persen lumayan besar," ujarnya.
Kini, ia bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT) menginisiasi program "Operasi Makan Gratis Bersama 1.000 Warteg di Jabodetabek". Ia berharap program tersebut setidaknya dapat meminimalisir kerugian pengusaha warteg serta menyelamatkan mereka agar tidak gulung tikar.