Imbas Konflik Rusia-Ukraina, Harga Pangan Cetak Rekor Tertinggi

8 April 2022 16:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
sereal Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
sereal Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Index harga pangan FAO mencatatkan rekor tertingginya pada bulan Maret ini. Imbas adanya perang Rusia-Ukraina, indeks harga pangan pada Maret ini menyentuh level 159,3 poin, meningkat 12,6 persen dari Februari lalu yang sempat menjadi rekor tertinggi sejak tahun 1990.
ADVERTISEMENT
“Indeks melacak perubahan bulanan dalam harga internasional dari beragam komoditas makanan yang umum diperdagangkan. Level indeks terbaru adalah 33,6 persen lebih tinggi dari Maret 2021,” seperti dikutip dalam laporan FAO, Jumat (8/4).
Adapun komoditi yang paling terdampak perang tersebut menurut laporan FAO adalah biji-bijian dan minyak sayur. Untuk sereal, indeks harga sereal naik 17,1 persen dari Februari lalu. Indeks harga sereal ini didorong oleh kenaikan harga gandum dan biji-bijian imbas dari konflik Ukraina dan Rusia.
Diketahui, Ukraina dan Rusia merupakan produsen gandum dan jagung terbesar. Bila digabung, masing-masing negara menyumbang sekitar 30 persen dan 20 persen dari ekspor gandum dan jagung global.
Panen jagung di Tuban. Foto: Dok. Kementan
Dengan adanya konflik Rusia-Ukraina, harga gandum global kini mencatat kenaikan 19,7 persen dalam satu bulan. Sementara harga jagung global mengalami kenaikan 19,1 persen dari bulan ke bulan, dan mencapai rekor tertinggi bersama bahan pangan lainnya seperti sorgum barley.
ADVERTISEMENT
Untuk minyak nabati, FAO mencatat juga terjadi lonjakan indeks harga imbas dari konflik Rusia Ukraina. Diketahui, Ukraina merupakan pengekspor terbesar minyak biji bunga matahari.
“Indeks harga minyak nabati FAO naik 23,2 persen, didorong oleh kuotasi yang lebih tinggi untuk minyak biji bunga matahari, di mana Ukraina adalah pengekspor utama dunia,” seperti dikutip dari laporan FAO.
Menyusul minyak biji bunga matahari, FAO melaporkan bahwa harga minyak sawit, kedelai dan lobak juga meningkat tajam sebagai imbas dari harga minyak biji bunga matahari yang lebih tinggi dari minyak mentah.
Pekerja membongkar buah kelapa sawit di unit pemrosesan minyak kelapa sawit milik negara. Foto: REUTERS / Tarmizy Harva
Selain biji-bijian dan minyak nabati, tercatat indeks harga gula FAO juga naik 6,7 persen dibanding Februari lalu. Hal ini disebabkan oleh faktor harga minyak mentah yang melambung.
ADVERTISEMENT
Kemudian indeks harga daging FAO juga meningkat sebesar 4,8 persen pada Maret ini dan mencapai level tertinggi sepanjang masa. Hal ini didorong oleh faktor utama yakni lonjakan harga daging babi yang disebabkan oleh berkurangnya pasokan babi potong di Eropa Barat.
Selanjutnya, indeks harga produk susu FAO juga mencatat kenaikan sebesar 2,6 persen, dan 23,6 persen lebih tinggi dibanding pada Maret 2021 lalu. Kenaikan ini didorong oleh faktor harga mentega dan susu bubuk yang melonjak terutama di pasar Asia.