Imbas PPKM, BI Revisi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Jadi 3,5 - 4,3 Persen

30 Juli 2021 13:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Dok. Departemen Komunikasi Bank Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Dok. Departemen Komunikasi Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada periode 3-20 Juli 2021 yang kemudian diperpanjang hingga awal Agustus sangat berdampak pada perekonomian Indonesia. Imbas PPKM tersebut, Bank Indonesia (BI) bahkan kembali merevisi ke bawah prediksi pertumbuhan ekonomi menjadi 3,5-4,3 persen dari sebelumnya 4,1-5,1 persen.
ADVERTISEMENT
“Semula kami perkirakan bisa tumbuh 4,1-5,1 atau titik tengah 4,6 persen. Namun dengan kondisi yang sekarang ini menjadi 3,5-4,3 persen titik tengahnya 3,9 persen. Ini adalah setelah kami melihat suatu kalibrasi dari PPKM Jawa Bali dan juga tentu saja dengan melihat implikasi dari perkembangan global,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Diskusi Publik Gubernur BI, Jumat (30/7).
Sementara untuk tahun depan, BI memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh dikisaran 4,6-5,4 persen. Di sisi lain, Perry juga melaporkan bahwa tingkat inflasi saat ini masih rendah karena permintaan masih lemah.
Defisit transaksi berjalan juga masih tercatat rendah di level minus 1,4 persen hingga minus 0, persen. Hal ini disebabkan ekspor mulai naik sementara impor masih lesu karena permintaan domestik yang masih belum kuat.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain menurut Perry, hal yang menjadi tantangan saat ini adalah kredit atau pembiayaan ke sektor riil yang juga masih lesu. Seperti diketahui, likuiditas perbankan saat ini melimpah ditambah dengan suku bunga yang cenderung murah.
Bahkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah melakukan relaksasi pada klasifikasi kredit. Sayangnya permintaan kredit dari sektor riil belum kembali pulih. “Ini yang akan kami diskusikan dengan KSSK dengan Bu Menteri (Keuangan) untuk memberikan stimulus-stimulus pada sektor riil supaya demand kredit meningkat,” ujarnya.
Perry menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini bisa kembali positif di level 4-6 persen. Setelah pada tahun lalu kredit sempat tumbuh negatif di minus 2,4 persen. “Insyaallah tahun ini kita bisa dorong kredit 4-6 persen. Memang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 6,8 persen,” tandasnya.
ADVERTISEMENT