IMF Proyeksi Ekspor Indonesia Masih Sulit di 2020

21 Januari 2020 7:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IMF. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IMF. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,3 persen. Angka ini menurun dibandingkan proyeksi pada Oktober lalu yang sebesar 3,4 persen.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan perekonomian pada kelima negara berkembang di ASEAN atau ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam) yang diperkirakan tumbuh 4,8 persen tahun ini, turun 0,1 persen dibandingkan proyeksi pada Oktober lalu.
“Perselisihan yang belum seluruhnya terselesaikan pada hubungan ekonomi AS-China serta penguatan regulasi keuangan domestik yang diperlukan, diperkirakan akan terus membebani aktivitas,” ujar Kepala Ekonom IMF, Gita Gopinath dalam keterangannya, Selasa (21/1).
IMF memandang, ekspor Indonesia masih sulit untuk berkembang di tahun ini. Hal ini pun mempengaruhi permintaan domestik. Sayangnya, lembaga keuangan yang beranggotakan 189 negara ini belum menjelaskan detail mengenai proyeksi ekonomi Indonesia lebih lanjut.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/11/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selama tahun lalu, ekspor Indonesia memang mengalami tekanan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2019 total ekspor (migas dan nonmigas) Indonesia hanya USD 167,53 miliar. Angka ini turun 6,94 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Proyeksi pertumbuhan telah sedikit direvisi untuk Indonesia dan Thailand, di mana berlanjutnya pelemahan dalam ekspor juga membebani permintaan domestik,” tulisnya.
Meski demikian, ekonomi China diproyeksi meningkat menjadi 6 persen di 2020. Padahal dalam proyeksi Oktober lalu, IMF memprediksi ekonomi China hanya akan tumbuh 5,8 persen di tahun ini.
IMF menilai, perjanjian dagang fase I AS dan China cukup menahan perang dagang di tahun ini. Kesepakatan dagang juga berdampak pada berkurangnya pelemahan keuangan jangka pendek.
“Hal ini menghasilkan peningkatan 0,2 poin persentase untuk perekonomian China di 2020 dari proyeksi ekonomi Oktober lalu,” jelasnya.