Impor Barang Modal dan Bahan Baku Turun, Kegiatan Industri RI Terus Melambat

8 Juni 2020 15:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatatkan penurunan sejumlah impor bahan baku dan barang modal. Nilai impor bahan baku selama Januari sampai April 2020 mencapai USD 39,05 miliar atau turun 7,3 persen dibandingkan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, penurunan tersebut perlu diwaspadai karena menunjukkan terganggunya produksi sejumlah industri akibat pandemi COVID-19.
"Dengan indikator penurunan impor bahan baku dan barang modal, perlu kita waspadai karena menunjukkan kegiatan industri dalam negeri tidak terlalu bergerak dan kemungkinan terganggu," katanya saat diskusi virtual, Senin (8/6).
Sementara impor barang modal turun 14,1 persen. Sedangkan untuk impor barang konsumsi tidak begitu mengalami perubahan dibandingkan periode tahun lalu.
Bila digolongkan dalam penggunaan barang, impor Indonesia pada periode tersebut terdiri dari bahan baku sebesar 75,5 persen, barang modal dan konsumsi masing-masing 15,1 persen dan 9,4 persen.
"Impor di April 2020 ternyata menurun cukup dalam, minus 18,6 persen," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan paparannya, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2020 akan minus 3 persen akibat pandemi, sehingga perdagangan dunia diprediksi negatif 11 persen.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/11/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sedangkan, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memperkirakan perdagangan dunia akan terperosok antara 13 persen hingga 32 persen.
"IMF prediksi perdagangan dunia turun tajam menjadi negatif 11 persen. WTO bahkan meramalkan perdagangan dunia akan terhempas sangat dalam yaitu antara negatif 13 persen sampai negatif 32 persen," lanjutnya.
Meski demikian, dia mengatakan perdagangan Indonesia dinilai masih menunjukkan tren yang positif. Hal tersebut terlihat dari neraca perdagangan Januari-April yang surplus USD 2,2 juta.
Surplus disumbang peningkatan ekspor sebesar 0,44 persen year on year (yoy) menjadi USD 53,95 miliar. Sedangkan impor mengalami penurunan 7,78 persen (yoy) menjadi USD 51,71 miliar.
ADVERTISEMENT