Impor Jagung Disetop, Bapanas Minta Serap Produksi Lokal

16 Maret 2024 12:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo meninjau ladang jagung di Food Estate, Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023).  Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meninjau ladang jagung di Food Estate, Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Panen puncak jagung di Indonesia diperkirakan terjadi di April 2024. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan sebelum panen raya itu, saat ini importasi jagung disetop untuk menjaga harga di tingkat petani tidak jatuh. Langkah ini juga guna memastikan penyerapan jagung produksi dalam negeri dapat berjalan secara optimal.
ADVERTISEMENT
"Sering saya sampaikan bahwa concern kita adalah mengutamakan produksi dalam negeri, sehingga saat menjelang panen raya jagung seperti sekarang ini, pemerintah memutuskan untuk menghentikan importasi jagung pakan dan tentunya kita berharap kebutuhan pakan para peternak khususnya peternak mandiri dapat dipenuhi dari hasil panen petani kita," tegas Arief dalam rilis resmi, dikutip Sabtu (16/3).
Adapun pada akhir 2023 lalu, pemerintah melalui penugasan Perum Bulog melakukan importasi jagung pakan demi mencukupi kebutuhan para peternak yang saat itu kesulitan mendapatkan bahan baku pakan. Saat itu, kebijakan impor jagung dilakukan pemerintah ditujukan untuk menstabilkan pasokan pakan peternak mandiri. Pasalnya pakan merupakan salah satu unsur pembentuk harga yang signifikan memengaruhi harga daging ayam dan telur ayam di tingkat hilir.
ADVERTISEMENT
"Dengan kita setop importasi jagung jelang panen raya, ini berarti importasi yang dilakukan pemerintah sangat terukur dan mempertimbangkan harga jagung di tingkat petani. Maka, saat panen raya inilah momentum bagi kita untuk menyerap sebanyak-banyaknya produksi dalam negeri," urai Arief.
Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan total produksi jagung di empat bulan awal tahun ini bisa mencapai 5,34 juta ton dan ini melebihi sekitar 500 ribu ton daripada produksi di periode sama tahun sebelumnya.

Pastikan Serap Hasil Panen Jagung

Bapanas juga memastikan komitmen Perum Bulog beserta stakeholder terkait lainnya untuk menyerap jagung hasil produksi dalam negeri. Dengan jaminan penyerapan produksi ini, diharapkan harga jagung di tingkat produsen tidak jatuh saat musim panen tiba.
ADVERTISEMENT
Untuk mendapat komitmen tersebut, pada Rabu (13/3) lalu, Bapanas telah mengumpulkan stakeholder terkait dalam rapat koordinasi untuk membahas penyerapan jagung, utamanya jagung pakan, di saat musim panen puncak.
"Ini tentunya menyikapi angka produksi jagung yang semakin naik seiring panen raya. Terlebih ada surplus antara produksi dan konsumsi, sehingga progres positif seperti ini harus dapat kita manfaatkan secara optimal untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung di hulu maupun hilir,” ucap.
Dalam rakor tersebut, dihadiri oleh berbagai pihak yakni Kementerian Pertanian, Baintelkam Polri, Kemenko Bidang Perekonomian, Kantor Staf Presiden, Perum BULOG, GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak), Koperasi Putera Blitar, KPUN (Komunitas Peternak Unggas Nasional), Pinsar Indonesia serta para pelaku pangan yang hadir secara daring.
ADVERTISEMENT
Untuk mempermudah koordinasi penyerapan jagung petani, disepakati dalam waktu dekat Kementerian Pertanian akan menyiapkan data lokasi panen, petani jagung, dan kelompok tani jagung secara by name by address untuk dapat dihubungkan kepada peternak mandiri, feedmill (pabrik pakan), dan non feedmill pada saat panen raya.