INDEF Ingatkan Dampak Negatif Pegawai Muda BUMN Ngantor di Tengah Pandemi

18 Mei 2020 18:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti Indef Bhima Yudhistira saat menghadiri Diskusi Kinerja OJK Ditengah Kasus Jiwasraya, Selasa (28/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti Indef Bhima Yudhistira saat menghadiri Diskusi Kinerja OJK Ditengah Kasus Jiwasraya, Selasa (28/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir menyiapkan skenario mengantisipasi The New Normal dengan mengambil rencana kebijakan pegawai usia di bawah 45 tahun mulai masuk kerja. Namun, rencana itu masih menunggu sinyal dari pemerintah, yaitu Ketua Gugus Tugas dan Kementerian Kesehatan.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Ekonom INDEF Bhima Yudhistira merasa kurang tepat apabila skenario itu dimulai dengan pegawai BUMN usia muda masuk kantor. Sebab, usia di bawah 45 tahun tentu mendominasi jumlah karyawan.
“Kalau hanya usia, nanti sama saja artinya sebagian besar karyawan masuk kantor. Itu bukan new normal, malah nggak ada beda dengan sebelum pandemi,” kata Bhima saat dihubungi, Senin (18/5).
Bhima menyarankan, sebenarnya lebih tepat yang masuk terlebih dahulu adalah dibedakan masing-masing sektor usaha. Apalagi, kata Bhima, ada sektor yang masih bisa bekerja melalui Work From Home (WFH).
“Seharusnya dipisahkan per sektor usaha atau per posisi. Misalnya yang bisa WFH kan di sektor jasa, termasuk telekomunikasi kemudian di posisi IT misalnya. Jadi kriterianya lebih spesifik,” ujar Bhima.
Ilustrasi Gedung Kementerian BUMN. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Selain itu, dengan adanya rencana pegawai BUMN masuk kerja otomatis berpengaruh dengan karyawan di perusahaan swasta yang bakal mengikutinya. Hal itu bisa menjadi risiko karena serangan virus corona di Indonesia belum ada tanda melemah.
ADVERTISEMENT
“Karena yang swasta juga melihat dari BUMN. Kalau BUMN mulai masuk berarti swasta juga, padahal penanganan pandeminya masih setengah-setengah,” ungkap Bhima.
Sebagai catatan, selain skenario The New Normal, ada tiga skenario lainnya yang diungkap Kementerian BUMN, yaitu skenario I death zone di mana virus masih ada, vaksin belum ditemukan, dan perilaku manusia masih abai.
Skenario ketiga adalah Donkeyman, situasi ini menunjukkan virus masih ada dan vaksin belum ditemukan. Kehidupan kembali ke semula sebelum ada virus corona.
Skenario terakhir adalah longer life hope di mana vaksin sudah ditemukan, pelayanan kesehatan membaik, dan masyarakat sudah berubah misalnya tak perlu lagi ada pertemuan fisik dalam bekerja.
Dari keempat skenario itu, Indonesia tengah berada di tengah-tengah antara death zone dan the new normal. Karena itu, antisipasi ke arah the new normal disiapkan.
ADVERTISEMENT