Indef: Investasi yang Masuk Diharapkan Dapat Membuka Lapangan Pekerjaan

16 Agustus 2022 21:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pertumbuhan investasi di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertumbuhan investasi di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kembali komitmen pemerintah mengembangkan industri hilirisasi sumber daya alam (SDA), terutama untuk komoditas tambang Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, hilirisasi dan manufaktur di dalam negeri terus tumbuh pesat. Hal ini merupakan peluang besar untuk membangun Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
"Hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam harus terus dilakukan. Hilirisasi nikel, misalnya, telah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat," ujar Jokowi saat Sidang Tahunan MPR/DPR, Selasa (16/8).
Merespons itu Peneliti Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi Indef, Ahmad Heri Firdaus menyampaikan komitmen pemerintah tersebut adalah hasil dari pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan industri hilirisasi. Oleh karena itu menurutnya tidak salah jika pemerintah memprioritaskan agenda itu.
Kendati begitu, menurut Heri dari sisi investasi untuk mendukung tujuan pemerintah dalam mengembangkan hilirisasi masih belum dapat sejalan dengan pertumbuhan industri. Pasalnya menurut dia masuknya investasi ini masih belum dapat membuka banyak lapangan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
“Diharapkan juga investasi bisa menyerap tenaga kerja yang banyak, tapi nyatanya investasi yang masuk memang setiap tahun tumbuh, tapi kemampuan dalam menyerap tenaga kerja ini relatif lambat,” ujar Heri dalam diskusi publik Indef secara virtual, Selasa (16/8).
“Investasi meningkat 282,4 persen pada tahun 2022 di triwulan 2, namun penyerapan tenaga kerja tidak tumbuh sebesar investasi yang masuk,” sambungnya. Adapun, Heri menyarankan agar pemerintah dapat mengarahkan investasi ke sektor-sektor yang padat karya.