news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

INDEF: PLN Rugi, tapi Kontribusi ke Negara Masih Besar

22 September 2020 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penerapan protokol pencegahan COVID-19 di Kantor Pusat PLN. Foto: PLN
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penerapan protokol pencegahan COVID-19 di Kantor Pusat PLN. Foto: PLN
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) memang menjadi perusahaan yang menopang sektor kelistrikan di Indonesia. Namun, kondisi keuangan perusahaan pelat merah tersebut sedang tidak baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Head of Center of Food Energy & Sustainable Development INDEF, Abra Talattov mengakui kontribusi PLN ke perekonomian negara masih tetap besar.
“Apakah BUMN energi kita PLN sebetulnya untung atau rugi? Karena dibilang untung nyatanya di dalam laporan keuangannya tekanan keuangan juga tidak bisa kita hapuskan, tidak bisa kita tutup mata,” kata Abra saat webinar yang digelar SP PJB, Selasa (22/9).
Petugas PLN Unit Induk Distribusi Jakarta UP3 Bulungan sedang melakukan penambahan daya di kWh Meter rumah pelanggan di Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (6/8) Foto: PLN
PLN mencatatkan kerugian sebesar Rp 38,88 triliun pada kuartal I 2020. Kinerja keuangan PLN mengalami penurunan dibanding kuartal I 2019 yang berhasil meraup laba bersih Rp 4,157 triliun.
“Dibilang rugi tapi PLN masih tetap berkontribusi besar baik itu dalam pajak maupun dividen,” ujar Abra.
Abra mencontohkan kontribusi dari sisi penerimaan pajak bisa mencapai 2,35 persen. Menurutnya, jumlah tersebut terhitung besar. Sehingga sektor kelistrikan harus terus diperhatikan agar berdampak positif ke perekonomian negara.
ADVERTISEMENT
“Artinya kalau kita bicara menjaga sektor kelistrikan bukan hanya menjaga pertumbuhan sektor listrik tapi juga bagaimana ini punya makna menjaga penerimaan pajak pemerintah. Apalagi pemerintah penerimaan pajaknya juga lagi tertekan cukup signifikan,” ungkap Abra.
Abra merasa selama ini yang membuat sektor kelistrikan di Indonesia bisa bertahan dari dinamika demand dan suplai banyak dibantu adanya alokasi subsidi dari pemerintah. Untuk itu, ia berharap alokasi untuk 2021 yang saat ini sedang dibahas pemerintah dengan DPR hasilnya bisa maksimal.
“Di rancangan sementara subsidi listrik dialokasikan Rp 53,59 triliun. Jadi kalau dibandingkan dengan 2020 secara nominal mengalami sedikit penurunan dibandingkan 2020 yang direvisi,” tutur Abra.