news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

INDEF Ramal Ekonomi RI Baru Keluar dari Resesi di 2021, Tumbuh 3 Persen

23 November 2020 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertumbuhan Ekonomi Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pertumbuhan Ekonomi Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
INDEF memprediksi Indonesia belum akan keluar dari resesi sampai akhir 2020. Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad, mengungkapkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri baru bisa positif di 2021 sebesar 3 persen.
ADVERTISEMENT
Tauhid mengatakan, prediksi tersebut sudah sudah mempertimbangkan segala perkembangan baik di domestik maupun secara global di 2020 dan perkiraan 2021.
“Kita memperkirakan updating daripada perhitungan kita di 2020 itu sekitar pertumbuhan ekonomi kita di minus 1,35 persen dan di 2021 itu 3 persen. Secara kelembagaan kita memproyeksikan tahun 2021 sebesar 3 persen,” kata Tauhid dalam webinar yang digelar INDEF, Senin (23/11).
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Foto: ANTARA FOTO/ Dhemas Reviyanto
Tauhid menjelaskan, kondisi perekonomian tersebut masih banyak dipengaruhi pandemi COVID-19. Pandemi membuat belanja masyarakat masih belum maksimal.
“Jadi tetap memakan belanja kelas menengah, masih tertahan dan COVID. Sehingga masih menghantui kelas menengah untuk konsumsi. Kedua adalah laju kredit perbankan hanya 5 sampai 6 persen, kan normalnya 9 sampai 11 persen,” ujar Tauhid.
ADVERTISEMENT
Tauhid mengibaratkan kredit dalam perekonomian seperti darah dalam tubuh manusia. Sehingga apabila darahnya kurang dari kapasitas maka kondisinya belum normal.
“Ini artinya permintaan belum normal, implikasinya bahwa proses pertumbuhan ekonomi masih tertahan. Wajar pada kemarin Bank Indonesia menurunkan suku bunga,” ungkap Tauhid.
Selain itu, Tauhid menuturkan keberadaan vaksin COVID-19 juga berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi. Ia merasa vaksin masih terbatas termasuk dari segi pendistribusiannya.
“Yang juga cukup kuat (pengaruhnya) ketersediaan vaksin masih terbatas dengan perkiraan semester II 2021 masih berjalan dan saya kira distribusi juga masih terbatas. Dengan asumsi ini bahwa akan menghambat dari proses PEN karena aktivitas fisik terganggu,” tutur Tauhid.