Indonesia Butuh 800 Ribu Unit Rumah Baru Tiap Tahunnya

13 April 2021 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Rumah murah di Cikarang, Bekasi Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rumah murah di Cikarang, Bekasi Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Besarnya jumlah penduduk Indonesia membuat kebutuhan akan rumah per tahunnya juga sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR, Arief Sabaruddin, setidaknya kebutuhan rumah baru tiap tahunnya mencapai 800 ribu unit rumah. Tingginya kebutuhan tersebut, ia akui masih jauh dari kemampuan program rumah subsidi milik pemerintah.
"Kita hanya bisa memfasilitasi dari rumah subsidi ini mungkin hanya 20 persen dari kebutuhan rumah, total sekitar rumah baru ini sekitar 800 ribu unit per tahun. Jadi tiap tahunnya di Indonesia ini membutuhkan rumah baru sekitar 800 ribu unit," ujar Arief dalam acara akad 1.500 nasabah Bank Syariah Indonesia untuk pembiayaan rumah subsidi, Selasa (13/4).
Selain itu, kata Arief, angka backlog alias jumlah rumah yang belum terpenuhi hingga hari ini sudah mencapai 7 juta unit. Sebelumnya, pada akhir tahun lalu Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengakui backlog ini masih jadi PR yang mesti diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, Menteri Basuki menyebut setidaknya jumlah kekurangan pasokan rumah ini mencapai 9 sampai 10 juta unit. Basuki pun menargetkan agar jumlah backlog tersebut bisa berkurang setidaknya hingga 50 persen di 2024.
Rumah murah di Cikarang, Bekasi Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Atas dasar masih banyaknya masyarakat yang membutuhkan rumah tersebut, Arief mengingatkan agar nasabah BSI yang hari ini sudah mendapat kesempatan hingga tahap akad, supaya bisa langsung menghuni rumahnya.
"Saya pesan juga mohon rumah itu dijaga, karena hanya sebagian kecil saja yang bisa mendapatkan rumah ini, yang antre luar biasa banyaknya sebetulnya," ujarnya.
"Belum lagi masyarakat yang sudah lama belum mendapatkan fasilitas ini yang kita nyatakan sebagai nilai backlog ini ada sekitar 7 jutaan. Ini angka yang luar biasa, jadi yang siang ini melaksanakan akad ini sebuah rezeki yang luar biasa. Mohon dijaga, dipelihara dan yang penting jangan sampai tidak dihuni," sambung Arief Sabaruddin.
ADVERTISEMENT