Indonesia Direstui AS Beli Pesawat Angkut Militer Rp 28 Triliun

7 Juli 2020 9:46 WIB
Pesawat angkut MV-22 Osprey. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat angkut MV-22 Osprey. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia mendapat persetujuan dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk membeli 8 unit pesawat angkut MV-22 Block C Osprey dengan perkiraan biaya USD 2 miliar atau setara Rp 28 triliun (kurs 14.000). Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS atau Defense Security Cooperation Agency (DSCA) seperti dikutip kumparan, Selasa (7/7) memberikan sertifikasi yang diperlukan untuk kemungkinan penjualan ini kepada militer Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jika rencana ini jadi terealisasi, Indonesia akan jadi negara ketiga yang tercatat sebagai pengguna Osprey. Pengguna Osprey saat ini baru AS dan Jepang.
Dilansir dari www.dsca.mil, pemerintah Indonesia telah meminta persetujuan untuk pembelian 8 pesawat MV-22 Block C Osprey. Pembelian itu juga termasuk ada sejumlah 24 AE 1107C Rolls Royce Engine 20 AN / AAQ-27 Forward Looking InfraRed Radars, 20 Sistem Peringatan Rudal AN / AAR-47, 20 Penerima Peringatan Radar AN / APR-39, 20 Sistem Dispenser Penanggulangan AN / ALE-47, 20 AN / APX-117 Identification Friend atau Foe Systems (IFF), 20 AN / APN-194 Radar Altimeter; dua puluh (20) AN / ARN-147 VHF OmniDirectional Range (VOR) Instrument Landing System (ILS) Sistem Navigasi Beacon, 40 ARC-210 629F-23 Radio Multi-Band (Non-COMSEC), 20 Penerima Miniature Airborne Global Positioning System (GPS) AN / ASN-163 (MAGR), 20 Sistem Navigasi Lintas Udara Taktis AN / ARN-153, 20 Sistem Penghindaran Tabrakan Lalu Lintas (TCAS II), 20 Senjata Mesin M-240-D 7.64mm.
Pesawat angkut MV-22 Osprey. Foto: Shutterstock
Selain itu ada 20 GAU-21 Senapan Mesin, Sistem Perencanaan Misi Gabungan (JMPS) dengan komponen perencanaan yang unik, publikasi dan dokumentasi teknis, suku cadang pesawat terbang dan suku cadang perbaikan, perbaikan dan pengembalian, layanan kapal feri, dukungan tanker, peralatan pendukung dan uji, pelatihan personil dan peralatan pelatihan, perangkat lunak, Pemerintah AS dan rekayasa kontraktor, logistik, dan layanan dukungan teknis; dan elemen pendukung teknis dan program lainnya.
ADVERTISEMENT
"Total biaya diperkirakan mencapai USD 2,0 miliar," tulis keterangan DSCA seperti dikutip kumparan.
Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional AS dengan meningkatkan keamanan mitra regional penting yang merupakan kekuatan bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. AS memandang, penting bagi mereka untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan kemampuan pertahanan yang kuat dan efektif.
"Usulan penjualan pesawat dan dukungan akan meningkatkan kapabilitas kemanusiaan dan bantuan bencana Indonesia dan mendukung operasi amfibi. Penjualan ini akan mempromosikan pembagian beban dan interoperabilitas dengan pasukan AS," tambahnya.
AS mengharapkan Indonesia tidak mengalami kesulitan menyerap pesawat ini ke dalam angkatan bersenjatanya. Usulan penjualan peralatan dan dukungan ini tidak akan mengubah keseimbangan militer dasar di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Kontraktor utama dalam proses ini adalah Bell Textron Inc., Amarillo, Texas dan The Boeing Company, Ridley Park, Pennsylvania. Tidak ada perjanjian penggantian kerugian yang diketahui sehubungan dengan potensi penjualan ini.
Implementasi penjualan yang diusulkan ini akan memerlukan kedatangan personel pemerintah AS dan perwakilan kontraktor ke Indonesia untuk sementara waktu untuk memberikan dukungan teknis program dan pengawasan manajemen program.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.